Sesuai namanya, jenang atau dodol yang satu ini menggunakan bahan utama kelapa muda. Parutan kelapa yang dicampur dengan tepung terigu, tepung ketan dan gula pasir menghasilkan dodol yang legit dan gurih.
Jajanan ini bisa dibeli para pemudik di toko pembuatnya langsung. Yaitu milik Miftah Nurul Chakim (44) di Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Miftah mengatakan, meski arus mudik belum mencapai puncaknya, penjualan jenang kelapa muda buatannya sudah mengalami peningkatan. Kapasitas produksinya digenjot tiga kali lipat dari biasanya demi memenuhi permintaan pelanggan.
Pada hari-hari biasa ia hanya membuat 2 kwintal jenang kelapa muda. Namun menjelang Lebaran seperti saat ini produksinya mencapai 6 kwintal per hari. Sekali produksi, Miftah setidaknya menghabiskan 250 butir kelapa muda.
"Alhamdulillah edisi Lebaran seperti ini permintaan naik tiga kali lipatnya," kata pria yang berbisnis jenang kelapa muda sejak 1987 kepada wartawan di rumahnya, Senin (27/5/2019).
Tak hanya para pemudik yang kebetulan melintas, kata Miftah, pesanan jenang kelapa muda juga datang dari sejumlah daerah di Jatim. Bahkan penjualannya sudah merambah Jakarta, Kalimantan dan Sumatera.
Selain rasanya yang nikmat, harganya yang terjangkau membuat jenang kelapa muda buatan Miftah digandrungi banyak orang. Setiap pak kemasan 200 gram dipatok Rp 9 ribu. Sedangkan kemasan 300 gram dia hargai Rp 13 ribu.
"Kalau belinya kiloan, harganya Rp 33 ribu per kilogramnya," terang Miftah.
Mendekati lebaran, jenang kelapa muda mulai diburu pemudik. Salah satunya Untung Lelono (53), warga Desa Darurejo, Kecamatan Plandaan, Jombang. Dia mengaku rutin belanja dodol di tempat Miftah untuk oleh-oleh mudik ke Madiun.
"Nanti kalau mudik akan saya bagi dengan saudara dan sahabat-sahabat di kampung," ungkapnya.
Untung mengaku menggemari jenang kelapa muda karena rasanya yang khas. "Rasanya sangat khas sekali, pokoknya nikmat," pungkasnya. (sun/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini