Soal Pemukulan Staf Dompet Dhuafa, Polri: Perlu Identitas yang Jelas

Soal Pemukulan Staf Dompet Dhuafa, Polri: Perlu Identitas yang Jelas

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 24 Mei 2019 16:42 WIB
Foto: Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo. (Rifkianto Nugroho-detikcom)
Jakarta - Polri tak mengelak jika ada anggotanya yang diduga memukul staf Dompet Dhuafa saat memberikan pelayanan medis pada 22 Mei 2019. Polri menilai perlu ada atribut yang jelas untuk relawan medis dan jurnalis agar kejadian serupa tidak terulang.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan itu audiensi dengan tim Dompet Dhuafa di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2019). Dia mencontohkan atribut itu bisa memakai pita merah putih untuk jurnalis dan relawan medis yang bertugas.

"Ketika sudah ada kesepakatan misalnya pakai pita merah putih di lengan untuk seluruh media yang meliput unjuk rasa. Nanti akan kami sampaikan ke Kabid Humas untuk kembali menyampaikan ke Danpam Objek. Nanti Danpam objek mem-brief seluruh pasukan, 'Hei pasukan, yang menggunakan pita merah putih teman-teman jurnalis yang akan meliput demo. Kewajiban seluruh anggota melakukan perlindungan kepada rekan-rekan jurnalis'. Sama dengan kegiatan lembaga-lembaga kemanusiaan," kata Dedi .

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dedi melanjutkan begitu juga untuk relawan medis. Menurutnya, perlu ada identitas yang jelas dan berkomunikasi dengan aparat.

"Lembaga-lembaga kemanusiaan sama juga, guna memitigasi pada saat penanganan bantuan kemanusiaan saat demo, harus menggunakan identitas yang jelas dan ada komunikasi dengan aparat," sambungnya.

Misalnya, kata Dedi, organisasi kemanusiaan melaporkan jumlah timnya dan kendaraan yang akan turun ke lokasi demonstrasi. "Sekian puluh kendaraan ambulans dan dikoordinir sekian lembaga. Jadi jelas kontrol mereka di lapangan," imbuhnya.

Soal perusakan ambulans milik Dompet Dhuafa, Dedi menerangkan sebelum kejadian ditemukan dua ambulans yang ternyata tak berisi peralatan medis tetapi malahan 'amunisi' untuk menciptakan kerusuhan. Dua ambulans tersebut memang bukan milik Dompet Dhuafa.

"Kenapa demikian? Kejadian kemarin yang disusupi oleh para perusuh itu, dia menggunakan ambulans juga. Ada dua ambulans yang berhasil kami sita. Satu ambulans yang digunakan untuk mengangkut massa, membagikan uang, busur, tombak untuk membuat rusuh. Satu ambulans isinya batu, duit, dibagikan ke perusuh," terangnya.


Dedi kemudian memperlihatkan rekaman CCTV yang merekam kegiatan ambulans berwarna putih. Tampak sekelompok orang berada di dekat ambulans, kemudian meninggalkan ambulans.

"Kejadian tanggal 22 Mei, terlihat sekali ada ambulans mengangkut massa, membagikan uang, memberikan komando dan seketika itu massa rusuh," pungkasnya. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads