Dirangkum detikcom, Kamis (23/5/2019), ada dua jenis massa yang bergerak pada 22 Mei. Massa aksi berlangsung tertib, massa perusuh yang datang belakangan bikin keonaran. Sebuah warung kopi di Wahid Hasyim menjadi sasaran penjarahan massa perusuh.
Pemilik warung kopi itu bernama Rajab. Rajab menutup warungnya pada Rabu (22/5) pukul 22.00 WIB karena ingin beristirahat di rumah. Tapi istirahat Rajab ternyata tak nyenyak. Warungnya dijarah massa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kotak pendingin dan uang yang ada di warungnya dibobol. Beberapa barang dagangannya lainnya adalah rokok dan makanan. Rajab menaksir kerugian yang dialaminya mencapai Rp 50 juta. Rajab menguatkan hati.
"Rokok minuman, Indomie, kopi. Ada (uang), sekitar Rp 8 jutaan. Iyalah diambil, orang seratus perak juga diambil, nggak disisain. Minuman itu (dalam kulkas) punya saya semua itu. Habis semua udah, nggak ada, dari nol lagi kita berdiri," tutur Rajab.
![]() |
Meski warung habis dijarah massa, dia mengatakan akan kembali berjualan di tempat yang sama. "Tetaplah kita bertahan (jualan) di sini," ujarnya.
Kerusuhan juga membuat 11 mobil yang diparkir di Asrama Brimob, Petamburan, hangus terbakar. Kelompok massa justru menyerang asrama Polri dengan batu, bom molotov, petasan, dan botol. Mobil-mobil yang terbakar itu di antaranya milik warga.
"Mobil yang rusak 11 unit, dengan kerusakan bervariasi kaca depan, bodi, dan lain-lain, dan mobil yang terbakar 14 unit, truk dalmas satu, tiga mobil dinas K-9, dan 11 unit mobil umum," imbuh .Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal.
Di daerah Slipi, pada Rabu (22/5) siang, kerusuhan juga kembali pecah. Mobil-mobil milik polisi dan bus pengangkut anggota Brimob hancur diamuk massa.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini