Pemilik warung kopi itu bernama Rajab. Rajab menutup warungnya pada Rabu (22/5) pukul 22.00 WIB karena ingin beristirahat di rumah.
![]() |
Belum lama melepas lelah, Rajab menerima kabar warung kopinya dijarah. Betapa kagetnya Rajab, tak ada barang dagangan tersisa di warung kopinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rajab rela dan pasrah barang dagangannya dijarah habis oleh massa perusuh. Hematnya, barang dagangan tersebut belum jadi rezekinya.
"Pas kejadian anak-anak telepon kita kasih kabar 'ini dijarah-jarah' katanya. Udahlah bukan rezeki kita, rezeki orang itu. Ya udahlah, mau bikin apa kita, ya kan? Namanya massa, he-he-he.... Kalau perorangan kita bisa cari orangnya, he-he-he...," kata Rajab.
![]() |
Kotak pendingin dan uang yang ada di warungnya dibobol. Beberapa barang dagangannya lainnya adalah rokok dan makanan.
"Rokok minuman, Indomie, kopi. Ada (uang), sekitar Rp 8 jutaan. Iyalah diambil, orang seratus perak juga diambil, nggak disisain. Minuman itu (dalam kulkas) punya saya semua itu. Habis semua udah, nggak ada, dari nol lagi kita berdiri," lanjutnya.
Rajab menaksir kerugian yang dialaminya mencapai Rp 50 juta. Rajab menguatkan hati. Dia mengatakan akan kembali berjualan di tempat yang sama.
"Tetaplah kita bertahan (jualan) di sini," ujarnya.
Deretan Fakta Kerusuhan di Aksi 22 Mei:
(jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini