Seperti dilansir Reuters, Rabu (22/5/2019), grounding Boeing 737 MAX dilakukan Turkish Airlines hingga batas waktu yang tidak ditentukan, setidaknya hingga masalah yang dimiliki pesawat model terbaru Boeing itu diperbaiki. Tragedi Ethiopian Airlines pada Maret lalu menewaskan 157 orang.
Direktur Turkish Airlines, Ilker Ayci, menyatakan bahwa dirinya akan bertemu dengan CEO Boeing Dennis Muilenburg pada Jumat (24/5) mendatang. Pertemuan itu, menurut kantor berita Anadolu Agency, bertujuan membahas pesanan ditangguhkan dari Boeing dan harapan mendapat kompensasi atas kerugian yang dialami Turkish Airlines.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka mengambil langkah-langkah ini dengan serius karena mereka datang untuk mengunjungi secara langsung di level tertinggi," imbuhnya.
Ayci mengharapkan agar persoalan Boeing 737 MAX ini bisa diselesaikan sebelum akhir musim panas.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Singapura, Inggris dan Australia, meng-grounded Boeing 737 MAX sejak Maret setelah tragedi Ethiopian Airlines ET 302. Tragedi tersebut merupakan yang kedua setelah tragedi Lion Air JT 610 pada Oktober 2018 yang menewaskan 189 orang.
Tragedi Lion Air dan Ethiopian Airlines yang sama-sama melibatkan Boeing 737 MAX telah memicu krisis terburuk bagi Boeing dalam beberapa tahun terakhir.
Sejumlah maskapai lainnya telah meminta kompensasi dari Boeing, seperti United Airlines, Ryanair, Flydubai, serta tiga maskapai terbesar China, yakni China Eastern Airlines, Air China, dan China Southern Airlines.
Otoritas Penerbangan Federal AS atau FAA menggelar pertemuan otoritas penerbangan global di Dallas, Texas pada Kamis (23/5) besok. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mengkaji software dan proposal pelatihan dari Boeing sebelum mengambil keputusan untuk mengakhiri grounding Boeing 737 MAX selama dua bulan terakhir.
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini