Sebelum menggelar aksi, sejumlah mahasiswa tersebut melaksanakan salat Zuhur di seputaran Kantor Bawaslu Provinsi Sumut. Aksi yang awalnya berlangsung damai sempat mengalami kericuhan. Terlihat dua lapis pagar kawat berduri yang terpasang di sekitar Kantor Bawaslu Provinsi Sumut.
Mereka sempat mendorong pagar kawat tersebut. Namun, langsung dapat diatasi oleh pihak kepolisian yang berjaga. Pantauan di lapangan, hingga saat ini masa aksi terus berdatangan memadati kawasan Jalan H. Adam Malik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami meminta keadilan dari kalian yang digaji oleh rakyat. Kami tidak mempermasalahkan siapa yang akan menjadi presiden. Kami hanya mau Bawaslu dan KPU bekerja dengan adil dan jujur," kata Koordinator Aksi Angga Fahmi, dalam orasinya, di Depan Kantor Bawaslu Medan, yang dikutip dari Antara, Rabu (22/5/2019).
Massa aksi juga meminta agar para korban yang meninggal dalam proses pemilu dilakukan autopsi untuk menjawab kejanggalan-kejanggalan hati rakyat terkhusus masyarakat Sumatera Utara.
"Kami tidak ingin membawa niat buruk karena sejatinya visi dan misi sama, kami ingin demokrasi berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku," tegasnya.
Selain itu, mereka juga meminta kebebasan dalam berargumen, termasuk di media, sebagai bentuk dari demokrasi.
"Kami juga menuntut supaya UU ITE direvisi karena yang membungkam masyarakat dan mahasiswa yang beraktivitas di dunia IT, " katanya
(rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini