Wali Kota dan Ketua Adat Melayu Minta Massa di Pontianak Tak Rusuh

Pontianak - Sejumlah massa memblokir dan membakar pos polisi di Pontianak, Kalimantan Barat. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, meminta massa tidak terprovokasi.

"Kami berharap permasalahan itu segera selesai, sehingga semua masyarakat bisa melanjutkan aktivitasnya seperti biasa," kata Edi Rusdi Kamtono, di Pontianak, yang dilansir Antara Rabu (22/5/2019).

Dia menjelaskan, akibat aksi massa tersebut telah merusak berbagai kerusakan fasilitas umum, seperti lampu jalan, kamera pengawas atau CCTV, pot bunga dan berbagai fasilitas umum lainnya.

Baca juga: 2 Pos Polisi di Pontianak Dibakar Massa

"Bahkan pos polisi juga ikut dibakar, saya imbau berbagai fasilitas umum itu tidak dirusak, karena itu dibangun juga menggunakan uang rakyat," katanya.

Menurut dia, silakan saja sampaikan aspirasi pada tempatnya, tetapi jangan sampai merusak fasilitas umum dan lainnya.

"Untuk sementara akses menuju ke Jembatan Kapuas I ditutup atau arus lalu lintas dialihkan ke kawasan lainnya, bahkan angkutan berat dihentikan dulu agar tidak menimbulkan kemacetan," ungkapnya.

Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat Chairil Effendy mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menerima menerima hasil Pemilu 2019 dengan pikiran yang jernih dan lapang dada.

"Hasil yang diperoleh dalam Pemilu Presiden adalah kehendak rakyat," kata Chairil Effendy.

Baca juga: Massa Blokir Akses Jalan Menuju Jembatan Kapuas I Pontianak

Chairil menambahkan, apabila memang terjadi dugaan kecurangan, maka semua bukti terkait dapat diajukan ke Mahkamah Konstitusi.

"Insya Allah Mahkamah Konstitusi akan memproses dengan objektif jika memang ada bukti yang mendukung," kata Chairil.

(rvk/tor)