Polisi Beberkan Awal Mula Ricuh Massa Brutal Dekat Bawaslu 22 Mei Dini Hari

Polisi Beberkan Awal Mula Ricuh Massa Brutal Dekat Bawaslu 22 Mei Dini Hari

Zakia Liland Fajriani - detikNews
Rabu, 22 Mei 2019 11:47 WIB
Potret Kericuhan Massa di Tanah Abang hingga Pagi Menjelang (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta - Polri membeberkan awal mula terjadinya kericuhan dekat Bawaslu mulai Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) dini hari. Polri menyebut ada kedatangan massa diduga teroganisasi yang memicu kericuhan di dekat Bawaslu.

"Sekitar pukul 23.00 WIB tiba-tiba ada massa, massa kita tidak tahu massa itu dari mana. Massa yang berulah anarkis, provokatif berusaha merusak security barrier dan memprovokasi petugas. Sesuai dengan SOP, tidak boleh lagi ada massa aksi sangat larut malam petugas menghalau dengan mekanisme yang ada," ujar Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal dalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).

Massa ini, ditegaskan M Iqbal, berbeda dengan massa yang mulanya menggelar aksi di depan Bawaslu, Selasa (21/5). Sebab, massa yang berdemo di depan Bawaslu sudah membubarkan diri sekitar pukul 21.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait kedatangan massa menjelang tengah malam, polisi melakukan penanganan dengan mendorong ke arah Jalan Sabang dan Wahid Hasyim. Polisi terus mengimbau, hingga pukul 03.00 WIB, massa harus membubarkan diri.

"Bukan malah kooperatif tetapi menyerang petugas, bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan lemparan batu, molotov, petasan ukuran besar ke arah petugas. Massa tersebut sangat brutal," sambung Iqbal.

Setelah massa di depan Bawaslu berhasil diurai, sekitar pukul 02.45 WIB, ada sekelompok massa yang datang.

"Ada sekelompok massa lagi, lain daripada massa tadi, massa tadi sudah terurai oleh petugas. Dari insiden tersebut, Polda Metro Jaya mengamankan 58 orang yang diduga provokator," kata Iqbal. (fdn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads