"Ada pihak-pihak yang coba mengingkari gerakan rakyat yang datang ke TPS sebagai pemegang kedaulatan sejati, mereka menggelorakan menghasut yang pada dasarnya tidak percaya pada kekuatan rakyat dan mekanisme demokrasi yang dibangun lima tahun, bagaimana mungkin mengatur lebih dari 149 juta mereka yang memilih itu dengan sebuah narasi curang," kata Hasto di DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2019).
Hasto berbicara saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang dirayakan partainya. Dia sempat menyebutkan Pemilu 2019 berjalan sukses dengan tingkat partisipasi mencapai 80 persen lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Hasto tetap yakin penetapan pemenang pemilu oleh KPU akan berjalan aman. Menurutnya, pihak yang tidak terima karena kalah merupakan sebuah dinamika politik biasa.
"PDIP memastikan dengan perjuangan rakyat, maka puncak rekapitulasi yang dilakukan oleh KPU pada 22 Mei akan berjalan dengan aman, persoalan yang menghasut rakyat itu bagian dari dinamika politik seperti pilkada, ketika ada pendukung pihak yang kalah menyatakan ketidakpuasannya, tetap bisa melalui Mahkamah Konstitusi," tuturnya.
Selain itu, Hasto menyarankan agar pihak yang menolak hasil pemilu berpikir ulang. Menurut dia, pihak yang tidak percaya hukum justru akan berhadapan dengan rakyat.
"Bagi mereka yang tidak percaya pada hukum, bagi mereka yang tidak percaya pada kekuatan rakyat yang demokratis, maka mereka saya sarankan mereka berpikir ulang karena tidak hanya politik hukum negara yang akan menghadapi mereka tetapi juga kedaulatan rakyat itu sendiri," pungkasnya.
Simak Juga 'TKN akan Kerahkan Massa pada 22 Mei, tapi Bukan ke KPU':
(abw/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini