"Saat ini kami punya dua mobil pemadam kebakaran. Keduanya stand by di (Kantor PMK) Raci. Paling tidak (Kabupaten Pasuruan) punya enam armada untuk 24 kecamatan. Dua di Raci untuk wilayah barat, dua di Kejayan untuk wilayah selatan dan dua di Grati untuk wilayah timur," kata Kepala UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Pasuruan Ruspandi kepada detikcom, Senin (20/5/2019).
Selain kekurangan armada, menurutnya Damkar Kabupaten Pasuruan juga kekurangan personel. Saat ini personel berjumlah 37 orang terbagi dalam tiga shift. Padahal idealnya 50 personel.
"Saat ini tengah ada pelatihan 12 personel tambahan," terang Ruspandi.
Minimnya armada menghambat usaha pemadaman kebakaran. Damkar Kabupaten Pasuruan sering kewalahan sehingga harus mendatangkan bantuan dari daerah terdekat. Seperti Sidoarjo atau Kota Pasuruan.
"Perusahaan yang punya pemadam kebakaran juga membatu," imbuh Ruspandi.
Jumlah armada yang jauh dari cukup serta keterbatasan personel juga menyebabkan banyak kejadian kebakaran tak tertangani. Terutama kebakaran rumah-rumah penduduk di wilayah timur dan selatan.
Sebagian besar kebakaran rumah di wilayah timur dan selatan dipadamkan warga dengan cara sederhana. Rumah sudah terbakar habis baru bisa dipadamkan.
"Waktu tempuh dari Raci (Kantor PMK) ke lokasi-lokasi itu lebih dari satu jam. Bisa lebih. Begitu sampai sudah habis," tambah Ruspandi.
Peristiwa kebakaran di Kabupaten Pasuruan bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2017 terjadi 65 peristiwa kebakaran. Sedangkan pada 2018 terjadi 113 kebakaran. Tahun ini, data selama Januari hingga awal April terjadi 4 kali kebakaran. Puncak peristiwa kebakaran terjadi saat musim kemarau.
Kebakaran di perusahaan atau home industry mendominasi jumlah peristiwa. Kebakaran lahan menempati peringkat dua. Kemudian kebakaran di pemukiman dan fasilitas umum. 70 persen peristiwa kebakaran terjadi di wilayah barat, 30 persen di timur dan selatan. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini