Poyuono Membakar Rumah Sendiri

Round-Up

Poyuono Membakar Rumah Sendiri

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 16 Mei 2019 21:32 WIB
Waketum Gerindra Arief Poyuono (Tsarina Maharani/detikcom)
Jakarta - Belakangan ini, kontroversi yang dibuat oleh Waketum Gerindra Arief Poyuono dinilai bisa membakar rumah atau koalisinya sendiri. Dari mulai sikapnya yang mengusir Partai Demokrat dari koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hingga seruannya soal 'tolak bayar pajak'.

Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa menuding pernyataan Poyuono soal menolak membayar pajak terkesan membakar suasana. Poyuono juga dianggap telah merusak koalisi karena 'mengusir' Demokrat.

"Arief Poyuono kan kesannya membakar gitu lo," kata Desmond J Mahesa, yang juga Sekretaris Fraksi Gerindra di DPR, kepada wartawan, Kamis (16/5/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Desmond berpandangan kesan 'membakar' yang ditunjukkan Poyuono berbeda dengan Gerindra. Dia menegaskan selalu berusaha mempertimbangkan persatuan dan kesinambungan bangsa. Sedangkan sifat membakar dari Poyuono yang dimaksud ialah saat Poyuono mengajak pendukung Prabowo untuk tak membayar pajak.

Karena itu, Desmond menilai karakter Poyuono yang 'membakar' ini lebih pas jika masuk dalam bagian kekuasaan. Dia mengatakan Poyuono punya sifat merusak setelah mengusir Partai Demokrat dari koalisi.

"Kalau saya melihat, Arief Poyuono ini cocoknya sebagai bagian dari kekuasaan. Arief Poyuono merusak. Kalau dia berbicara soal mengusir orang, itu semua kan merusak. Padahal perbedaan itu biasa, kalau Demokrat berbeda, itu biasa, biarlah sejarah yang menilai," kata Desmond.

Dia pun meminta Poyuono lebih dewasa dan tak menebar permusuhan, apalagi permusuhan dengan sesama rekan koalisi. Prabowo, dikatakannya, tak pernah menginstruksikan sikap permusuhan. Namun Poyuono tak juga sadar meski pernah diberi sanksi berupa surat peringatan pertama (SP-1). Namun Gerindra kini juga ogah menghukum elitenya itu.

"Kami tidak mau menghukum orang yang aneh-aneh. Kami menuntut orang ini sadar. Sudah dikirimi SP-1, sudah ditegur, tapi masih saja.... Ini karena wataknya saja. Itu sudah diperingatkan," kata Desmond.



Menanggapi pernyataan Desmond tersebut, Poyuono tidak membantahnya. Bahkan Poyuno mengamini bahwa dirinya memang merupakan spesialis dalam urusan 'bakar-membakar'.

"Saya memang spesial bakar-membakar. Bakar rokok dan perusak, perampok-perampok uang rakyat," ujar Arief Poyuono kepada detikcom, Kamis (16/5/2019).

Dia bahkan menilai sikapnya soal 'membakar' tersebut sebagai cara untuk membakar semangat kesadaran masyarakat. Menurutnya, masyarakat harus sadar bahwa pajak justru digunakan untuk menyelenggarakan pemilu yang curang.

"Harus kita bakar dong semangat untuk menyadarkan masyarakat agar masyarakat sadar bahwa pemilu yang dibiayai dari uang masyarakat melalui pajak hanya menghasilkan pemilu yang penuh kecurangan dan tidak berkualitas," kata Poyuono.

"Yang nantinya hanya akan menghasilkan pemerintahan yang tidak kredibel dan tidak mutu," sambungnya.


Dia pun memperingatkan bahwa kesadaran masyarakat soal pemilu curang harus dibangkitkan. Apalagi jika kecurangan tersebut dibekingi oleh para pemilik modal yang gemar mengeruk kekayaan Indonesia.

"Apalagi jika kecurangan-kecurangan yang terjadi selama pemilu itu dibiayai oleh bandar-bandar pemilik modal yang suka mengeruk dan merampok kekayaan Indonesia, seperti mafia tambang batu bara, rampok BUMN, mafia migas, mafia impor, dan lain-lain. Bisa gawat nanti pemerintahannya dan pasti hanya jadi wayang potehi (salah satu jenis wayang khas Tionghoa) tuh," kata Poyuono.
Halaman 2 dari 2
(rdp/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads