Hal itu disampaikan Ratna saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Selasa (14/5/2019). Awalnya Ratna menceritakan detail rangkaian operasi yang dijalaninya karena merasa malu wajahnya tampak menua.
"Pada awalnya saya berniat operasi plastik sedot lemak, walaupun saya sudah berapa kali melakukan hal itu, mungkin karena saya melakukan kemarin saya merasa sudah ada umur, dan mungkin saya malu, dan saya seperti berusaha menutupi. Jadi waktu saya berangkat meninggalkan rumah ke Bina Estetika, saya katakan mau ke Bandung," ujar Ratna saat duduk di kursi pesakitan di PN Jaksel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanyai ketua majelis hakim Joni tentang berapa kali Ratna telah menjalani operasi, Ratna menjawab 4 kali. Ratna juga mengaku tidak pernah berkonsultasi kepada keluarganya soal apa yang dilakukannya itu.
"Mungkin yang ke-4 (operasi)," kata Ratna.
Namun Ratna mengaku dampak operasi plastik yang keempat ini berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Memangnya kenapa?
Operasi itu dijalani Ratna di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika. Ratna berada di rumah sakit itu pada 21-24 September 2018. Waktu lama yang dibutuhkan itu, disebut Ratna, karena ia merasa hasil operasinya tidak sesuai dengan keinginannya.
"Saya tanya sama dokter, 'Kenapa buruk sekali (hasil operasi plastiknya)?' Dia bilang, 'Tambah 1 hari lagi (untuk menginap).' Lalu ditambah 1 hari lagi," ujar Ratna.
Ratna mengaku tidak bisa berbuat apa pun atas hasil operasi tersebut. Dia pun menunggu kembali selama satu hari di rumah sakit itu.
"Ya nggak ada lagi yang saya bisa lakukan. Dari awal, beliau (dokter) sudah katakan itu. Jadi saya pasrah aja," kata Ratna.
Sebelum pulang itulah Ratna sempat berswafoto. Hasil swafoto itu diakui Ratna dikirimkannya ke seorang staf bernama Rubangi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp (WA).
"Pada Rubangi saya pertama kali berbohong, Rubangi tanya, 'Kenapa ibu mukanya seperti itu?' Itu pertama kali saya bohong, saya bilang dipukul," kata Ratna.
Ratna bercerita kepada Rubangi bahwa wajahnya dipukul orang tak dikenal di bandara. Namun Ratna mengaku belum bercerita detail kepada Rubangi.
Setelah dari rumah sakit itu, Ratna mengaku menemui Prabowo Subianto di Nusantara Polo Club (NPC), Jagorawi Golf Club, Bogor, Jawa Barat. Namun Ratna tidak menceritakan apakah perjalanannya menemui Prabowo itu di hari yang sama saat dia keluar dari rumah sakit atau setelahnya.
"Dari rumah sakit sebenarnya saya nggak pernah lihat medsos. Tapi setelah staf saya bilang itu (swafoto wajah lebamnya) sudah masuk medsos. Itu di mobil, perjalanan ke Polo (Nusantara Polo Club) saya lihat dan saya shocked," ujar Ratna.
"Ya saya shocked karena saya nggak pernah berikan foto itu ke siapa-siapa dan nggak ada yang meminta izin ke saya, tapi saya tahu foto itu sudah di-like sekian ribu orang. Saya shocked," imbuh Ratna.
Setiba di NPC, Ratna mengaku tidak banyak bicara. Dia melihat sejumlah tokoh politik pendukung Prabowo dalam Pemilu 2019, seperti Amien Rais dan Said Iqbal.
Dalam persidangan ini, Ratna didakwa membuat keonaran lewat hoax penganiayaan. Ratna disebut menyebarkan hoax kepada sejumlah orang lewat pesan WhatsApp, termasuk mengirimkan gambar wajah lebam dan bengkak yang diklaim akibat penganiayaan.
Ratna: Saat Operasi Saya Sudah Berumur, Malu, Jadi Saya Tutupi:
(dhn/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini