Adalah anggota Mahkamah Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang bertanya ke Poyuono soal 'usir' PD dari koalisi Prabowo. Poyuono mengaku menjelaskan alasannya berbicara demikian kepada Dasco.
"Ya klarifikasi saja ke Pak Dasco kalau memang sikap Ketum SBY selama kampanye bukan nambah produktif suara Prabowo-Sandi, malahan mendiskreditkan Prabowo-Sandi," kata Poyuono kepada wartawan, Sabtu (11/5/2019) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti saat kita kampanye di GBK dibilang kampanye kita eksklusif yang hanya dihadiri umat muslim dan dikesankan seperti acara keagamaan. Padahal, umat muslim yang hadir di GBK menunaikan salat subuh dan zikir memang mereka banyak datang dari malam sebelum kampanye dimulai jam 8 pagi. Masa umat muslim menjalankan ibadahnya sebelum ikut menghadiri kampanye dibilang kampanye eksklusif, padahal ya di siangnya ada acara doa bersama umat beragama," ungkap Poyuono.
Waketum Partai Gerindra itu memandang Demokrat tak serius memenangkan Prabowo-Sandi. Karena itu dia ingin PD keluar dari Koalisi Indonesia Adil Makmur.
"Kedua ya, tidak serius memperjuangkan dan mengkampanyekan Prabowo-Sandi serta kadernya tidak solid mendukung Prabowo-Sandi. Jadi ya buat mereka tetap berada di Koalisi Adil Makmur. Padahal kita sudah baik hati mau menerima mereka masuk Adil Makmur. Itu aja saya omong ke Pak Dasco," ucap Poyuono.
Lihat video saat PD Diminta Keluar dari Koalisi Prabowo, PAN: Perlu Diklarifikasi:
(gbr/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini