Dari penelitian yang dilakukan sejak 2003, arkeolog menemukan tujuh rangka manusia dari lima kronologi (pertanggalan karbon) yang menguatkan kesimpulan bahwa manusia Pawon hidup pada zaman era Pleistosen Akhir - Awal Holosen.
"Pada penelitian 2018-2019, kita ingin melihat apakah manusia Gua Pawon ini tinggal di ruang ini saja atau tidak, karena masih ada lapisan di bawah reruntuhan atap ini," ujar Kepala Tim Arkeolog Lutfi Yondri saat ditemui detikcom di area ekskavasi, Sabtu (11/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tim arkeolog pun semakin semangat untuk mencari tahu, kehidupan sosial dari manusia prasejarah itu setelah menemukan ribuan fragmen. Alhasil sejumlah ahli dari lintas keilmuan pun dilibatkan untuk mengetahui umur , makanan yang dikonsumsi dan cara manusia Gua Pawon bertahan hidup.
"Kita libatkan para geolog dengan spesialis Paleontologi untuk mengklasifikasikan jenis binatang, kemudian teman-teman odontologi forensik untuk menjelaskan umur manusia Pawon itu," tuturnya.
Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, muncul dugaan rentang usia Manusia Gua Pawon yang berada di angka 17 hingga 35 tahun. Namun dari hasil riset dari kedokteran gigi, ditemukan usia kematian yang lebih pasti.
"Dari pengujian odontologi forensik, umur mati Manusia Gua Pawon rata-rata di angka 33-36 tahun," ucap Lutfi.
Baca juga: Pawon, Gua Bersejarahnya Orang Sunda |
Untuk jenis makanan yang dikonsumsi, dari hasil analisis forensik gigi ditemukan bukti bahwa Manusia Pawon tak hanya makan protein seperti babi dan hewan buruan lainnya. Mereka juga menyantap karbohidrat seperti umbi-umbian, biji-bijian dan serat tumbuhan.
"Ya bukti itu terlihat dari hasil lab mengenai gigi manusia prasejarah," katanya.
![]() |
Fragmen tersebut didapatkan setelah tim arkeolog dibantu warga setempat melakukan penggalian dan pengayakan. Fragmen yang ditemukan kemudian dibilas hingga bersih, dikeringkan lalu dibungkus untuk penelitian lebih lanjut.
"Kita masih akan melakukan ekskavasi secara horizontal dengan kedalaman 3,2 meter. Ada kemungkinan harus diperdalam untuk untuk menjawab pertanyaan soal migrasi (manusia prasejarah) di wilayah barat, karena Jabar punya periode budaya yang lebih tua," tuturnya.
Rencananya, ekskavasi ini akan terus dilangsungkan hingga 30 Mei 2019. "Ya lumayan, penelitian sambil ngabuburit," ucap Lutfi. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini