"Keluarga saya semua nelayan. Bahkan mereka tidur di laut (di atas perahu) tapi tidak dapat bantuan perahu dan alat tangkap. Sementara yang bukan nelayan dapat bantuan perahu," kata salah satu nelayan, Kambecce, ketika ditemui di lapak dagangan ikannya di depan Masjid Terapung Palu, Jumat (10/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masa ada yang pekerjaannya tukang batu dikasih bantuan perahu lengkap dengan mesin perahu dan alat tangkapnya. Saya dan bapakku nelayan. Bapak saya yang tergabung di dalam kelompok nelayan malah tidak mendapat bantuan," keluh Sadin, yang dilansir Antara.
Yang paling dia sesali adalah ulah oknum dalam kelompok nelayan yang dipercayakan oleh Pemkot Palu untuk mendata nelayan-nelayan yang kehilangan perahu yang akan menerima bantuan yang tidak memasukkan namanya dan nelayan lain.
"Padahal bapak saya sudah didata tapi malah dihapus dan malah yang tidak tergabung dalam kelompok nelayan yang dikasih bantuan. Bagaimana ini?" ucap Sadin dengan nada heran.
Yang membuat dia makin kesal, tidak sedikit nelayan dan korban tsunami yang bukan nelayan yang sudah mendapat bantuan perahu beserta perlengkapan melaut malah mendapat bantuan perahu lagi. Dia berharap pemerintah daerah dapat peduli terhadap persoalan tersebut dan dapat memberikan bantuan secara merata dan sesuai dengan peruntukannya.
"Di sini ada ratusan nelayan. Asli nelayan yang kehilangan perahu, mesin dan alat tangkapnya saat tsunami tapi belum semua mendapat bantuan termasuk saya," ucap Sadin.
Simak Juga 'Dermaga Mangkrak 6 Tahun, Nelayan Curhat ke Luhut':
(rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini