"Kalau semalam itu masyarakat sempat mengungsi, naik ke perbukitan atau tempat-tempat tinggi. Sekarang mereka sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Kondisinya sudah mulai kondusif," jelas Kusmayadi dalam keterangan tertulis, Minggu (14/4/2019).
Meski begitu, ia mengatakan timnya tetap menyiagakan bantuan apabila diperlukan. Sebab, menurut Kusmayadi, gempa susulan kembali terasa untuk beberapa kali walaupun tidak separah gempa sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data dari tim DER-ACT menjelaskan gempa merusak beberapa rumah dan fasilitas umum. Sampai saat ini tercatat gempa merusak beberapa bangunan di Desa Molores, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara. Tercatat satu musala di desa tersebut rata dengan tanah, dua rumah rusak berat, dan dua lainnya rusak ringan.
Sementara hingga kini dipastikan tidak ada data mengenai korban yang meninggal akibat gempa. Ada pun satu korban yang tercatat meninggal bukan akibat langsung dari gempa.
"Hanya satu orang meninggal, katanya karena panik ketika terjadi gempa. Kalau korban jiwa karena gempanya sendiri tidak ada. Tapi kita belum tahu secara pasti karena sampai sekarang belum ada data-data masuk lagi," tambah Kusmayadi.
Ia menambahkan bahwa hingga kini seluruh pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Banggai telah dipindahkan ke tenda darurat milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang ada di halaman depan rumah sakit tersebut untuk mengantisipasi gempa susulan.
Seperti diberitakan sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Sulawesi Tengah pada Jumat (12/4) pukul 18:40. Gempa yang berpusat di 85 kilometer Barat Daya Banggai Kepulauan dan berkedalaman 10 kilometer ini terasa hingga ke beberapa daerah di Sulawesi Tenggara, yakni Banggai Kepulauan, Luwuk, dan Morowali.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengingatkan adanya potensi tsunami dari gempa ini. Namun sekitar pukul 19:47, peringatan akan potensi tsunami tersebut dinyatakan berakhir. (prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini