Kontroversi Pernyataan Hendropriyono

Round-Up

Kontroversi Pernyataan Hendropriyono

Tim Detikcom - detikNews
Rabu, 08 Mei 2019 07:23 WIB
Foto: Hendropriyono. (Grandyos Zafna/detikcom).
Jakarta - Pernyataan Eks Kepala BIN AM Hendropriyono yang memberi peringatan kepada WNI keturunan Arab menjadi kontroversi. Ia menyebut mulai dari nama imam besar FPI Habib Rizieq Syihab hingga Ketua GNPF-Ulama Yusuf Martak agar tidak menjadi provokator.

"Saya peringatkan Rizieq, Yusuf Martak, dan orang-orang yang meneriakkan revolusi kan sudah banyak. Itu inkonstitusional, merusak disiplin dan tata tertib sosial, jangan seperti itu," kata Hendropriyono kepada wartawan, Selasa (7/5/2019).

Hendropriyono tak mau seruan makar meluas. Untuk itu ia merasa perlu memberi peringatan kepada warga keturunan Arab untuk tidak memprovokasi revolusi sampai membuat masyarakat turut ke jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eks Ketum PKPI itu menyebut banyak warga keturunan Arab yang sangat dihormati. Hendropriyono mengatakan banyak warga keturunan Arab yang dimuliakan serta diakui sebagai informal leader. Untuk itu, ia mengimbau agar para warga keturunan Arab supaya mengayomi masyarakat.


"Jangan malah memprovokasi revolusi, memprovokasi untuk turun melakukan gerakan politik jalanan. Itu inkonstitusional," ucap Hendropriyono.

Hendropriyono menyebut keturunan Arab juga berjuang untuk Republik Indonesia, demikian juga warga keturunan China. Ia lantas mengapresiasi sejumlah tokoh keturunan Arab yang dihormati dan sangat berperan di Indonesia. Menurutnya lebih banyak warga keturunan Arab yang mengabdi di tengah masyarakat.

"Saya mengimbau agar para jamaah, begitu kaum Arab WNI menyebut diri mereka, bergabung dalam paguyuban Hadromi yang dipimpin Bapak Moh Alkatiri. Di bawah naungan organisasi tersebut jiwa nasionalisme dapat tertempa, sehingga jauh dari sifat provokasi," kata Hendropriyono.

Dia menegaskan peringatannya ini tak ada tendensi SARA. Hendropriyono mengatakan pernyataannya ini justru sebagai pengingat betapa warga keturunan Arab memiliki peranan penting di Indonesia.

"Nenek moyang saya juga ada Arabnya juga. Saya nasionalis, saya tidak membenci mereka. Tidak ada urusan SARA, saya justru mengingatkan mereka itu punya peran penting di masyarakat," tegasnya.

Kontroversi Pernyataan HendropriyonoFoto: Sandiaga Uno. (Zhacky-detikcom)

Pernyataan Hendropriyono mendapat respons dari Sandiaga Uno. Cawapres Prabowo Subianto ini mengaitkan pernyataan Hendropriyono dengan Pemilu 2019. Ia mengomentari soal kekhawatiran Hendropriyono akan provokasi dari pihak-pihak tertentu.

Menurut Sandiaga, masyarakat tak akan terprovokasi apabila Pemilu 2019 berjalan dengan jujur dan adil. Eks Wagub DKI Jakarta itu juga meminta semua pihak tidak membesar-besarkan suatu masalah

"Saya yakin masyarakat Indonesia nggak gampang terprovokasi selama proses pemilu itu dilakukan sejujurnya dan seadil-adilnya. Prosesnya jurdil, honest, transparan, dan bermartabat, saya yakin kita nggak perlu khawatir. Tapi seandainya proses pemilunya nggak jurdil, ya masyarakat tak bisa menerima hasilnya," papar Sandiaga.

"Jadi buat saya nggak usah terlalu... Kita melihat, kita bilang, kita nggak usah terlalu membesar-besarkan sesuatu. Masyarakat kita sangat dewasa. Mereka nggak bakal mudah terprovokasi selama pemilu itu jurdil," imbuhnya.



Peringatan Hendropriyono itu dikritik keras oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Ia menilai pernyataan Hendropriyono bisa memecah belah dan cenderung bersifat rasis.

"Jangan hanya karena perbedaan pendapat kemudian menyudutkan, bahkan cenderung rasialis. Rasialisme, saya kira, kita tahu sangat berbahaya," kata Fadli.

Waketum Gerindra itu juga tidak terima Hendropriyono menyeret-nyeret Habib Rizieq. Sebab, menurut Fadli, Habib Rizieq dihormati para tokoh.

"Setahu saya yang pernah menemui Habib Rizieq di Arab adalah kepala BIN, Kapolri, dan banyak tokoh nasional lain. Mereka kan mengenal. Pernah kok datang bertemu, yang saya tahu. Jadi, kalau Habib Rizieq bersikap berbeda, langsung mereka menanggapi dengan tidak objektif. Saya kira menanggapi itu dengan objektif," sebutnya.


Senada dengan Fadli, Fahri Hamzah yang juga merupakan Wakil Ketua DPR itu menilai pernyataan Hendropriyono tidak tepat. Ia bahkan meminta jenderal purnawirawan tersebut untuk meminta maaf.

"Saya kira dia harus minta maaf kepada bangsa Indonesia bahwa dia dalam usia seperti itu masih melakukan perbuatan yang sangat tidak layak," sebut Fahri.

Fahri mengaku sedih karena di usia Hendropriyono yang senior masih berbicara mengenai rasis. Ia menyebut hal itu tidak boleh dilakukan karena ada undang-undang yang mengatur terkait SARA.

"Saya sedih, karena orang tua, senior seperti beliau tidak seharusnya dia membuat pernyataan yang bernuansa rasialisme. Itu sebenarnya ada deliknya itu. Undang-Undang Antidiskriminasi ras dan etnis," kata Fahri.

"Dia tidak boleh melakukan itu. Saya menyayangkan itu. Dia tidak boleh melakukan itu. Kita sudah memproduksi pasal-pasal dalam konstitusi, dan undang-undang khusus supaya tidak ada diskriminasi SARA itu. Kok tiba-tiba beliau yang mengungkapkan itu. Itu tidak baik," sambungnya.
Halaman 2 dari 2
(elz/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads