"Tidak lah (tantang balik), sudah dia dokter politik," kata Fahri, di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kata istri saya diagnosa orang sakit itu satu-satu. Tidak bisa umum. Tiba-tiba ada orang capek, meninggal, capek, meninggal. Itu tidak ada begituan itu, Itu politik itu," ujar Fahri.
"Ya tapi tidak bisa begitu. Orang mati itu masa' divonis, capek mati, capek mati, tidak bisa. Meninggal itu satu peristiwa yang harus diketahui. Ini kenapa? Jantungnya tersumbat, kepalanya tersumbat, berhenti nadinya, itu semua harus detail. Enak banget nyawa di republik ini? Capek meninggal, capek meninggal," imbuhnya.
Seperti diketahui, Fahri menyampaikan pendapat terkait banyaknya petugas KPPS yang meninggal. Dia menilai tidak ada orang yang meninggal karena capek.
"Tidak ada orang meninggal karena capek. Tidak ada orang capek lalu bunuh diri. Pekerja Romusha dan perbudakan tidak mati. Mati kalau disiksa atau setelah tahunan kerja paksa. Kemarin keluarga saya bikin kondangan..seminggu capek..lalu sehat dan bahagia. #AdaApaDiTPS," ujar Fahri lewat Twitter, Minggu (5/5).
Setelahnya, Tompi menyambar kicauan Fahri. Tompi menilai komentar Fahri tersebut tidak bergizi.
"Duh komentarnya nggak bergizi nih. Sering-seringlah diskusi medis ama istrinya, biar komentar bekas wakil rakyat ini lebih berMAKNA dan BERTANGGUNG JAWAB," kata Tompi.
Tonton video KPU: Bangsa Ini Patut Berterima Kasih kepada KPPS!:
(yld/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini