Faktanya, penganiayaan korban terjadi pada Kamis (2/5) lalu. Ia tewas oleh Romli, warga asal Bogor yang depresi karena digugat cerai istrinya. Kebetulan, si istri satu daerah dengan korban. Karena digugat ini, pelaku kemudian menginap beberapa hari di rumah korban dan memang saling kenal.
Kapolsek Pabuaran AKP Yudha Hermawan yang menangani kasus ini mengatakan, pelaku sendiri memiliki riwayat depresi. Polisi masih mendalami apa motif penganiayaan terhadap korban. Pelaku sendiri saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit karena sempat dikeroyok oleh warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun belakangan, Yudha mengatakan bahwa informasi penganiayaan ini jadi bahan hoax oleh orang yang tak bertanggung jawab. Muncul di media soal bahwa penganiayaan ini dilakukan oleh kelompok tertentu yang melakukan serangan ke ulama.
"Hoax itu, ini tidak ada kaitan dengan politik dan Pemilu," katanya.
Jajaran Polsek Pabuaran juga menurutnya sudah melakukan antisipasi isu liar yang viral ini. Tokoh masyarakat, anggota keluarga, diberi pemahaman bahwa kasus penganiayaan ini sedang dalam penyelidikan kepolisian.
Pelaku, lantaran terluka akibat jadi bulan-bulanan massa, juga masih menjalani perawatan di rumah sakit. Begitu sadar, kepolisian akan segera melakukan pemeriksaan.
Kepada ulama dan ustaz di lingkungan Pabuaran, kepolisian juga meminta bersabar atas penyelidikan. Selain itu diharapkan bahwa mereka meluruskan lewat jamaah-jamaah pengajian mengenai informasi yang sebenarnya.
Sementara, Kapolres Serang Kota AKBP Firman Affandi menambahkan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait penyebar hoax.
"Untuk penyebar hoaxnya ya penyelidikan pasti ada," tegasnya.
Tonton juga video Panwaslu Sebut Kabar Hoax Ganggu Psikis Petugas:
(bri/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini