"Bulan Maret lalu ada dua warga yang tertusuk tapi sudah diobati vaksin antitetanus sudah sehat sekarang. Sebelumnya ada kasus yang meninggal 2011 lalu, Wayan Raka meninggal karena terkena jarum suntik tapi lambat diobati waktu itu," ujar Perbekel (pemimpin desa) Abang, I Nyoman Sutirtayana ketika dimintai konfirmasi, Jumat (3/5/2019).
Nyoman mengatakan pihaknya masih saja menemukan limbah medis berupa jarum suntik saat sedang bersih-bersih. Penemuan limbah medis ini juga sudah jadi atensi Dinas Kesehatan Pemkab Karangasem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan Dinas Kesehatan dan puskesmas sudah berikan surat imbauan," tuturnya.
Meski begitu, hingga pagi tadi warga kembali menemukan limbah medis lain di lokasi yang sama. Dia berharap pembuangan limbah medis ini jadi perhatian semua pihak.
"Ternyata saat turun di sepanjang jalur irigasi sungai tidak ditemukan jarum suntik. Namun, masih ditemukan beberapa sampah medis seperti obat tablet, botol-botol sirup, botol obat kecil, bekas infus, silet, bahkan pembalut wanita yang sudah dipakai," tuturnya.
"Ke depan diharapkan semua pihak untuk tidak lagi membuang sampah ke sungai. Sampah apapun apalagi sampah berbahaya seperti sampah medis," harapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama menuturkan pihaknya sudah memberi atensi dengan temuan sampah medis tersebut. Namun, dia masih ragu jika limbah medis itu berasal dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
"Sudah kita instruksikan. Ini sumbernya dari mana apa benar dari faskes atau dari yang lain. Harus cek sampelnya juga punya orang kesehatan nggak, kalau faskes kita yakinkan sudah ada pengelolaan sendiri, menggunakan prosedur yang dilakukan pihak ketiga," kata Gusti.
Gusti mengakui sudah dua kali kasus penemuan limbah medis ini terjadi di Desa Abang. Dia mengatakan pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan pemerintah desa untuk bersinergi mencari solusi.
"Iya, sudah kita bahkan sudah kerja sama dengan pemdes mengimbau seluruhnya. Jadi bukan hanya petugas faskes saja. Kita sudah cek ke pustu (puskesmas pembantu), kalau menemukan produk itu silakan dibawa ke puskesmas membantu atau puskesmas yang ada di wilayahnya," jelasnya. (ams/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini