"Apa alasan kenapa turunnya golput? Dari hasil analisis kami pertama memang mobilisasi dengan seruan 'jangan golput' dari kubu Jokowi dan Prabowo yang lebih ekstra di akhir masa kampanye. Jadi masing-masing kandidat baik dari kubu 01 ataupun 02 merasa, satu suara itu sangat menentukan dan disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat pun merasa bahwa suaranya sangat penting," ujar Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa, di Gedung Graha Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (2/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain seruan tersebut, Ardian mengatakan ada juga faktor dari aktivitas gerakan anti golput. Gerakan itu juga dinilai mempengaruhi suara masyarakat untuk menggunakan hak suaranya.
"Kemudian juga kita mencatat gerakan aneka anti golput atau aneka civil society bisa kita cek di media bahwa banyak yang menyatakan untuk kemajuan demokrasi kita, untuk legitimasi yang makin kuat kita harus datang ke TPS, tentu tidak hanya disuarakan oleh satu dua civil society tapi juga semuanya yang peduli terhadap demokrasi," ucapnya.
Lebih lanjut, Ardian juga menjelaskan bahwa hal juga hasil dari aksi door-to-door yang dilakukan oleh relawan. Menurutnya, cara ini juga punya dampak signifikan pada berkurangnya angka golput.
"Keempat di hari terakhir ada terjadi gelombang door to door yang diiniasi relawan untuk memperlihatkan bahwa satu suara sangat berharga menentukan nasib Indonesia ke depan dan relatif ini juga berhasil kita lihat dari angka golput," paparnya.
Tonton juga video Jawaban Santai LSI Denny JA Saat Dilaporkan ke KPU:
(eva/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini