"(Diduga pelaku) justru yang banyak itu adalah kalangan remaja ya, 17 tahun ke bawah," ucap Kapolrestabes Kota Bandung Kombes Pol Irman Sugema, di Hotel Horison, Kota Bandung, Kamis (2/5/2019).
Irman mengaku, pihaknya belum memastikan pelaku vandalisme dan penyusupan peringatan May Day dari kelompok mana. Hanya saja, berdasarkan informasi yang diterima mereka menamakan diri anarcho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjut dia, kelompok massa berbaju serba hitam itu telah mengajukan izin untuk melakukan aksi saat peringatan May Day. Saat pengajuan izin mereka menamakan kelompoknya GERAK (Gabungan Elemen Rakyat Anti Kolonial).
"Mereka menamakan (GERAK) itu, tapi mungkin unsur di dalamnya ada kelompok-kelompoknya," ucapnya.
Irman menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap remaja yang terlibat dalam aksi tersebut. "Tim sedang bekerja untuk melakukan proses pemeriksaan lebih lanjut untuk mana-mana nanti yang harus kita dalami," katanya.
"Nanti kita lihat juga tergantung (klasifikasi perbuatan). Mungkin ada yang ikut-ikutan, ada juga yang bermain, sesuai dengan klasifikasi perbuatannya," ujar dia.
Sebelumnya, sejumlah orang diamankan polisi lantaran dianggap mengganggu jalannya May Day 2019 di Kota Bandung. Kelompok berbaju hitam-hitam itu melakukan aksi vandalisme salah satunya di SLB C, Jalan Singaperbangsa.
Kehadiran mereka sempat dibubarkan polisi. Aksi kejar-kejaran juga terjadi. Mereka yang ditangkap langsung digiring ke Mapolrestabes Bandung. (mso/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini