China Kembali Vonis Mati Warga Kanada dalam Kasus Narkoba

China Kembali Vonis Mati Warga Kanada dalam Kasus Narkoba

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 30 Apr 2019 18:39 WIB
Ilustrasi (REUTERS/Thomas Peter)
Beijing - Seorang warga Kanada divonis mati oleh pengadilan China dalam kasus narkoba. Ini merupakan kedua kalinya vonis mati diterima warga Kanada yang berkasus di China di saat ketegangan menyelimuti kedua negara sejak penangkapan pejabat eksekutif Huawei.

Seperti dilansir Reuters dan CNN, Selasa (30/4/2019), vonis mati dijatuhkan terhadap Fan Wei yang berkewarganegaraan Kanada dalam persidangan di Pengadilan Jiangmen pada Selasa (30/4) waktu setempat. Dia dinyatakan bersalah telah memproduksi dan memperdagangkan methamphetamine di China.

Pengadilan menyatakan Fan Wei sebagai pemimpin sindikat narkoba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu terdakwa lainnya bernama Wu Ziping, warga negara China, juga divonis mati oleh pengadilan dalam kasus yang sama. Secara total, Fan Wei dan Wu kedapatan memperdagangkan methamphetamine seberat 63 kilogram.


Masih terkait kasus yang sama, pengadilan Jiangmen juga menjatuhkan vonis terhadap sembilan orang lainnya, termasuk satu warga Amerika Serikat (AS) dan empat warga Meksiko.

Empat orang di antaranya dijatuhi vonis penjara, namun lamanya masa hukuman tidak disebut lebih lanjut. Vonis yang dijatuhkan terhadap lima orang lainnya juga tidak disebut lebih lanjut, meskipun diketahui vonis minimum yang bisa mereka terima adalah penjara seumur hidup.

Pejabat pengadilan setempat enggan memberikan komentar. Diketahui bahwa 11 terdakwa dalam kasus ini masih bisa mengajukan banding terhadap vonis yang mereka terima.

Vonis mati untuk Fan Wei ini merupakan vonis mati kedua yang dijatuhkan terhadap warga Kanada yang terjerat kasus narkoba di China sepanjang tahun ini. Sebelumnya pada Januari lalu, Robert Lloyd Schellenberg divonis mati setelah menjalani persidangan kilat yang makin memperburuk hubungan Kanada dan China.


Diketahui juga bahwa vonis mati untuk Fan Wei ini dijatuhkan saat dua warga Kanada lainnya, seorang mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor, masih ditahan di China atas tuduhan spionase. Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau telah menyerukan pembebasan segera keduanya.

Penangkapan warga Kanada oleh China dipandang sebagai aksi balasan atas penangkapan Meng Wanzhou, Chief Financial Officer (CFO) raksasa telekomunikasi China, Huawei pada 1 Desember 2018. Meng ditangkap di Vancouver, Kanada atas permintaan AS terkait dakwaan menghindari sanksi-sanksi Iran.

Pemerintah China berulang kali memprotes penahanan Meng dengan menyebutnya didasari motif politik. Saat ini Meng berstatus tahanan rumah di Vancouver dan tengah menghadapi persidangan ekstradisi ke AS.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads