Menanggapi hal ini, Ketua DPW Partai Perindo Jatim Muhammad Mirdasy enggan berkomentar banyak. Pihaknya menyerahkan hal ini sepenuhnya ke DPP Perindo.
Mirdasy menambahkan DPP Perindo memang telah mengetahui hal ini sebelumnya. Namun lantaran ini kasus hukum, Mirdasy mengatakan biarlah hukum yang menyelesaikan.
"Aku nggak ngerti, tak serahkan ke DPP sudah. DPP sudah tahu, ini kan kasusnya kan kasus hukum. Nanti biarlah hukum yang menyelesaikan," kata Mirdasy kepada detikcom di Surabaya, Senin (29/4/2019).
Dalam kasus ini, Mirdasy juga mengaku tak memihak siapapun. Dia memilih diam dan menyerahkan ke kepolisian.
"Kita kan ndak bisa mengatakan siapa yang salah karena hukum kan bekerja. Tak bisa kita mengatakan si A yang salah, iya kalau dari sisi hukum A yang salah. Kalau misalnya B yang salah gimana. Atau sebaliknya?," ucapnya.
"Kita tidak memihak salah satu, kita juga tidak mendorong salah satu. Kita tidak menyalahkan salah satu atau keduanya. Pokoknya kita pasrahkan ke kepolisian bagaimana. Kalau mau menyelesaikannya dihukum Ya sudah silakan Ini kan negara hukum yang aturan hukum yang Harus dipatuhi bersama," lanjut Mirdasy.
Sementara saat ditanya apakah Perindo memiliki rencana untuk mempertemukan keduanya dan melakukan mediasi, Mirdasy menambahkan dirinya masih menunggu petunjuk dari pusat.
Namun, dia mengaku kedua caleg Perindo ini tak menyampaikan ke partai apa masalahnya dan langsung terlibat penganiayaan hingga melaporkan ke polisi. Untuk itu, Mirdasy hanya bisa menunggu penyelesaian dari polisi.
"Kita nunggu petunjuknya DPP. Kita serahkan ke hukum, kan masalahnya keduanya juga tidak menyampaikan ke partai masalahnya apa. Tapi mereka yang menyelesaikan adalah hukum, dalam hal ini pihak kepolisian," pungkas Mirdasy.
Tonton juga video Timses Depresi Gegara Calegnya Kalah:
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini