Dilansir AFP, Minggu (28/4/2019), sumber ledakan di tambang di Desa Yurievka, Lugansk, itu berasal dari ledakan gas. Lugansk merupakan negara yang memisahkan diri dari Kiev pada 2014. Republik Lugansk dijalankan oleh para pemberontak yang didukung Moskow.
"Tragedi itu menewaskan 17 orang penambang," kata Kepala Republik Lugansk, Leonid Pasechnik di akun Twitter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasechnik mengatakan jasad para korban sudah ditemukan. Awalnya, sempat dinyatakan 13 orang tewas dan 4 orang lainnya hilang.
Ia mengatakan peristiwa ledakan itu sebagai 'tragedi mengerikan' dan menyatakan 29 April sebagai hari berduka.
Atas peristiwa itu, Lugansk meminta bantuan ke Rusia. Kementerian Situasi Darurat Rusia pun mengatakan telah mengirim tim penyelamat tambang ke lokasi ledakan.
Kantor berita Lugansk mengatakan tambang itu sempat ditutup pada 2014 karena konflik antara pasukan Kiev dan separatis yang didukung Rusia. Namun dibuka kembali pada 2018. (tsa/ibh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini