"Saya melihat ibu-ibu di nelayan Pangandaran. Ibu pegang kendali, masyarakat nelayan lebih bagus," ujar Susi dalam acara Kartini Antikorupsi 2019 yang digelar di Gedung Anti-Corruption Learning Center (ACLC) KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2019).
Keuangan yang dipegang para ibu itu disebut Susi lebih efisien. Memang kenapa?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab menurut Susi di beberapa perkampungan nelayan lainnya kerap memperlihatkan para nelayan menggunakan sendiri uang hasil penjualan tangkapan ikan. Uang yang tidak sampai di tangan ibu-ibu itu disebut Susi dilarikan ke kegiatan lain.
"Di Pantura, suami pegang uang, hasil tangkap ikan dijual, pulang main kartu atau dombretan tidak sampai ke rumah uangnya," tutur Susi.
Contoh cerita Susi itu disebutnya didukung pula dengan riset dari World Bank yang menyebut perempuan dapat dipercaya untuk urusan itu. Dia pun menyinggung pula jumlah perempuan yang cukup banyak di pemerintahan saat ini.
"Survei menunjukkan itu. World Bank dalam riset di 153 negara mendapatkan most likely women bisa dipercaya daripada laki-laki, tidak menutup mata kasus korupsi ada wanita tapi presentasi dari laki-laki jauh lebih kecil," kata Susi.
"(Persentase) 30 persen wanita di parlemen juga harus ditambah, memang Pak Jokowi sudah menambah dari pemerintah sebelumnya tapi kalau perlu ditambah 15 wanita," kata Susi yang disambut tawa para tamu undangan.
Dalam acara ini terlihat dua Wakil Ketua KPK yaitu Basaria Pandjaitan dan Laode M Syarif. Tampak pula Ketua PP Muslimat NU Yenny Wahid, Ketua Dharma Pertiwi Nanny Hadi dan organisasi perempuan lainnya. (fai/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini