Awalnya, hari ini Mahfud Md menjawab cuitan Andi Arief, Rizal Ramli, hingga Said Didu yang mempertanyakan sikapnya seusai pertemuan dengan KPU pada Rabu (24/4) kemarin. Dia juga membalas cuitan netizen soal salah input data di Situng KPU.
Sy ambil bukti di Jateng jg ya. Di Kabupaten Kendal, desa Bulugede TPS 9, semula diinput Paslon 02 mendapat 854 pd-hal di C1 hny 54. Coba track di situng KPU. Sy pny lbh dari 30 bukti ttg ini. Artinya apa? Keuntungan/keruguan itu bersifat silang dan sporadis, semua dpt. https://t.co/pyxtKqiJTY
β Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 25, 2019
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sy jg pny bukti bnyk bhw 01 diuntungkan, spt halnya sy punya bukti banyak bhw 02 diuntungkan oleh salah entry itu. Kan sy punya bukti sebanyak 101 kesalahan. Yg pokok, keuntungan/kerugian sama2 dinikmati dari kesalahan sporadis yg 1/2500 itu. Nanti penentunya kan hitung manual. https://t.co/PCWBxkn2KQ
β Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 25, 2019
Dari jawaban-jawabannya, Mahfud berpendapat bahwa salah input data di Situng KPU menguntungkan ataupun merugikan dua pasangan calon. Pada akhirnya, penentunya adalah hitungan manual.
Namun, setelah membalas beberapa cuitan, Mahfud mengaku mendapat pesan agar tidak lagi melayani perdebatan soal data Situng KPU tersebut. Penyebabnya adalah perdebatan itu sengaja dibuat untuk mengadu domba.
"Saya baru dapat pesan dari kawan agar saya tak melayani lagi debat soal Situng. Sebab, dari yang mendukung atau yang menyerang, ada satu komplotan yang berbagi peran," kata Mahfud, Kamis (25/4/2019).
"Yang satu berperan membela A, satunya berperan membela B, dengan sama kerasnya. Tendensinya mengadu domba agar kacau. Nunggu manual saja," sambungnya.
Siapa komplotan yang dimaksud? (imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini