"Saya sangat khawatir dan kecewa dengan polusi ini. Apalagi saya punya bayi. Anak-anak di lingkungan ini sering banget batuk dan pilek," kata Nayla Aryani seorang ibu rumah tangga di sekitar pabrik kepada detikcom, Rabu (24/4/2019).
Nayla menuturkan, rumahnya terpapar debu berwarna hitam setiap siang dan sore hari. Ia tambah kesal lantaran pakaian yang ia jemur kerap dikotori debu-debu tersebut. "Yang paling bikin khawatir kalau debu hitam itu nempel di pakaian bayi saya. Saya takut bayi saya terpengaruh," kata Nayla.
![]() |
Ia menuturkan tak sedikit anak kecil di lingkungannya yang mendadak batuk dan sakit. Apalagi semenjak pabrik itu kerap mengeluarkan asap hitam. "Kalau ada warga yang sakit berobat pakai biaya sendiri, tak pernah ada kompensasi dari perusahaan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hasil pengecekan tim di PT K2 Industries, kata Wawan, boiler batu bara sudah memiliki alat pengendali pencemaran udara berupa wet scrubber. "Pada saat tim mendatangi pabrik, boiler sedang dioperasikan tetapi kondisi asap tidak hitam. Terlihat normal. Adapun mengepul hitam kemungkinan pada saat start up sekitar 25 hingga 30 menit," kata Wawan.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini