Aman mengandalkan pekerjaannya sebagai pengangkut sampah "Dari jam enam pagi sudah ke luar mencari sampah, baru pulang lagi sore atau kadang malam selepas isya, abah (Aman) enggak pernah mau mengemis," kata Saeful (35), tetangga Aman, kepada detikcom, Senin (22/4/2019).
Di luar pekerjaannya sebagai pengangkut sampah, ujar Syaeful, abah Aman kerap bekerja serabutan menjaga ladang milik warga yang hendak panen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkadang, menurut Syaeful, keponakan Aman yang juga tinggal di desa tersebut, mengunjunginya dan mengajak Aman untuk tinggal bersama. Namun, ajakan itu kerap ditolak abah Aman.
"Banyak yang memberikan bantuan, sebenarnya, saya juga malu karena tetangga dekatnya enggak bisa bantu banyak, tapi abah kadang suka menolak, katanya enggak mau merepotkan," ucapnya.
Ia menepis anggapan Aman memiliki gangguan jiwa. Sebab, dia menjelaskan, kakek tersebut bisa bertransaksi jual-beli. "Pernah suatu ketika abah datang ke bengkel las saya untuk membetulkan cangkul, atau memanen hasil cocok tanamnya," tutur Syaeful.
Di samping bekerja sebagai pengangkut sampah, Aman dikenal dapat melakukan pengobatan alternatif oleh warga sekitar. "Semalam kaki saya kena batu hingga memar, sakit sekali dan sulit berjalan," ujar Deni (36), salah satu warga.
Ketika itu, Deni dan beberapa warga merapikan semak-semak di sekitar tempat tinggal Aman dibantu dengan beberapa orang dari komunitas sosial. Suatu ketika, mesin pemotong rumput menghantam batu yang langsung terpental ke lututnya.
"Pas dikasih air, langsung terasa dingin seperti air es. Padahal itu air biasa, bukan air es, beberapa menit kemudian sakitnya hilang, alhamdulillah," kata Deni.
Saat ini Abah Aman menempati lahan milik Jasa Marga. Lokasinya dekat dari kantor Pemkab Bandung Barat.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini