"Sementara meninggal terkonfirmasi 26, yang banyak kayaknya kelelahan, mungkin karena capek yang luar biasa," ujar Afifuddin di kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Afif mengakui pelaksanaan pemilu serentak ini lebih berat dibandingkan dengan Pemilu 2014. Hal ini akan menjadi fokus untuk perbaikan ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu kita berduka, kita sangat bersedih, dedikasi yang luar biasa dari jajaran penyelenggara, PPPS yang kalau kita lihat yang mereka dapatkan tidak seberapa dibandingkan pengorbanan dan juga waktu yang dia berikan untuk mengawal pemilu ini yang saya kira ini menjadi perhatian kita semua untuk memperhatikan kesejahteraan, termasuk keselamatan dari proses demokrasi yang luar biasa mengharu biru ini," lanjut Afif.
Afif mengakui memang belum ada jaminan kesehatan bagi panitia pengawas pemilu. Untuk itu, pihaknya akan memberikan santunan kepada panitia yang meninggal dunia saat bertugas.
"Kalau di kita, secara kelembagaan dulu kan mau diasuransikan, tapi kelihatannya belum semuanya disetujui. Tapi ada beberapa provinsi yang sudah, kayak Jakarta itu bisa dicek BPJS sudah ter-cover. Mereka juga ada hal-hal yang dianggap membahayakan. Tapi apakah tingkat kecamatan saja atau sampai TPS, nah itu yang belum tahu. Kalau dari sisi kelembagaan kami sudah menyiapkan dan Pak Sekjen sudah menyatakan alokasinya yang sifatnya santunan dan lain-lain kepada jajaran kita," papar Afif.
Sebelumnya, data Bawaslu mencatat ada 14 orang anggota Panwaslu meninggal saat mengawasi Pemilu 2019. Selain itu, menurut Bawaslu, secara total ada 325 orang anggota Panwaslu yang sakit, mengalami kekerasan, maupun meninggal saat pelaksanaan pemilu. (eva/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini