"Kami terus memantau keadaan situasi sana dan sampai saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban," kata juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir saat diwawancarai wartawan di Kantor Kemlu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Sosok yang akrab disapa Tata ini menjelaskan, hingga kemarin Minggu (21/4) masih terdapat 2 ledakan di lokasi baru di permukiman. Situasi masih belum kondusif. Pemerintah Sri Lanka sendiri masih menerapkan jam malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut Tata, Kemlu melalui KBRI di Kolombo telah melakukan koordinasi dengan berbagai kelompok-kelompok WNI yang ada di Sri Lanka. Seluruhnya telah diimbau untuk tetap waspada.
"Berhati-hati, untuk sementara hindari tempat-tempat yang kiranya dapat menjadi target dari aksi teror khususnya tempat-tempat keramaian dan juga tempat-tempat yang biasanya ramai dikunjungi orang asing," imbuhnya. Terdapat sekitar 374 WNI di Sri Lanka, 140 orang di antaranya berada di Kolombo, ibu kota Sri Lanka.
Rentetan ledakan bom di Sri Lanka menewaskan sedikitnya 290 orang, terjadi dalam waktu nyaris bersamaan sepanjang Minggu (21/4) waktu setempat. Enam ledakan pertama terjadi dalam waktu 20 menit, sebelum dua ledakan lainnya menyusul beberapa jam kemudian.
Simak Juga "Umat Katolik di Makassar Kirim Doa untuk Korban Bom Sri Lanka":
(hri/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini