"Apapun hasil pemilu, selama kezaliman diterima menjadi bagian dari lembaga, maka tetap saja tak punya masa depan. Itulah yang terjadi," kata Fahri kepada wartawan, Kamis (18/4/2019).
Baca juga: PKS Cetak Rekor, Garbi Nggak Ngefek |
Fahri diketahui bersengketa dengan PKS. Sengketa bermula saat PKS menyatakan memecat Fahri dari kursi Wakil Ketua DPR. Fahri pun tidak terima, hingga proses hukum bergulir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kejutan PKS dan Kekalahan PSI |
Fahri menegaskan kritiknya selama ini ditujukan kepada gaya kepemimpinan PKS. Dia mengatakan soal pemimpin zalim yang menularkan kepada lembaga dan para kader PKS.
"Kritik saya kepada PKS adalah tentang kepemimpinan yang zalim dan akhirnya menular kepada lembaga dan kadernya," ujar Fahri.
Diberitakan, PKS melejit di sejumlah lembaga survei nasional berdasarkan hasil hitung cepat. PKS dinyatakan lolos ke parlemen karena melampaui ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Jika dibandingkan dengan real count Pemilu 2014, PKS meraih 6,79%.
Berikut perolehan suara PKS versi hitung cepat hingga hari ini:
Litbang Kompas: 8,56%
Indo Barometer: 9,66%
LSI Denny JA: 8,04%
Quick count adalah metode verifikasi hasil pemilihan umum yang dilakukan dengan menghitung persentase hasil pemilu di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel. Hasil quick count ini merupakan hasil sementara. Hingga saat ini, data terbaru masih masuk ke lembaga survei yang mengadakan quick count.
Saksikan juga video 'Kalau Prabowo Menang, 7 Kursi Menteri untuk PAN, 6 Kursi untuk PKS':
(tsa/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini