Seluruh anggota KPPS mengenakan kostum kesenian Barong khas Kemiren Banyuwangi. Bangunan TPS juga dihias layaknya panggung kesenian khas Banyuwangi itu, Rabu (17/4/2019).
"Kami mengangkat tema Barong karena kami ingin meningkatkan partisipasi masyarakat untuk datang ke TPS dan menyalurkan hak pilihnya untuk. Kami juga ingin mengurangi angka golput," kata Mega Ayu Imama Wati, Ketua KPPS TPS 06, Desa Kemiren.
Petugas KPPS mengenakan cerita Barong. Ada juga yang mengenakan kostum buto yang merupakan tokoh antagonis dalam kesenian Barong. Tidak hanya petugas KPPS, petugas Linmas juga turut mengenakan kostum kesenian Barong. Mereka mengenakan pakaian pitik-pitikan, salah satu tokoh yang ada dalam kesenian barong.
"Kampung kami sudah terkenal dengan adat dan budayanya (Barong). Kami ingin lestarikan adat istiadat dan budaya yang ada di Desa kami. Sekaligus melestarikan dan menanamkan nilai-nilai budaya kepada masyarakat," jelasnya.
Mega mengaku upaya yang dilakukan dengan berdandan ala Barong ini rupanya membuahkan hasil. Terbukti, sejak siang ini, 90 persen pemilih menyalurkan suaranya di TPS 06.
"Alhamdulillah saat ini sudah 90 persen. Mudah-mudahan mendekati 100 persen," tambahnya.
Sementara itu, Mastuki, warga sekitar memgaku tertarik dengan TPS ini. Karena Barong merupakan ciri khas masyarakat Kemiren. Akhirnya Mastuki mengajak anak-anaknya untuk datang ke TPS. Mereka terhibur dengan petugas yang berkostum Barong.
"Saya membawa anak-anak ke TPS dan anak-anak saya senang. Di sini juga si berikan minuman kopi gratis," katanya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini