Begini Gaya Capres Fiktif Nurhadi Saat Nyoblos 'Pesaingnya'

Begini Gaya Capres Fiktif Nurhadi Saat Nyoblos 'Pesaingnya'

Akrom Hazami - detikNews
Rabu, 17 Apr 2019 11:16 WIB
Capres fiktif Nurhadi usai mencoblos. (Foto: Akrom Hazami/detikcom)
Kudus - Capres fiktif asal Kudus, Nurhadi, menggunakan hak pilihnya di TPS 15, Desa Golan Tepus, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jateng. Kenapa dia memilih menyelupkan jari tengah ke tinta usai mencoblos?

Dia berangkat ke TPS mengenakan kaos putih bertuliskan Kontrol Komunitas Angka 10, bersama istri Ratmi dan dua anak Nurhuda serta Najya. Sesampainya di TPS 15, mereka disambut petugas. Antre sekitar 10 menit, akhirnya nama Nuhadi dipanggil petugas.


Usai mencoblos, Nurhadi mencelupkan jari tengah tangan kanannya ke tinta. Dengan wajah puas, pria yang bekerja jadi tukang pijat itu menyatakan alasannya pakai kaos 'Kontrol' dan mencelupkan jari tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jari tengah yang dicelupkan, alasannya presiden yang satu ini kan harus istimewa," kata dia sambil memperlihatkan jari tengahnya dan tertawa lebar di TPS 15.

"Kaos tulisan Kontrol dipakai, maksudnya hidup ini harus kontrol. Kalau ramai-ramai harus kontrol. Kontrol diri sendiri, kontrol orang lain," jawabnya saat disinggung maksud pakai kaos tulisan itu warna putih.


Dia menceritakan, dirinya adalah capres dunia maya. Jadi dia mencoblos saat ini untuk capres di dunia nyata.

"Urusan saya adalah presiden di dunia maya. Kalau ini kan presiden di dunia nyata. Karenanya saya mengajak masyarakat untuk berpartisipasi agar negara semakin baik. Dengan harapan menjadi baik," ujarnya.

"Harapan saya, pemimpin yang jadi semoga bisa kerja sebaik-baiknya. Tanpa ada kecurangan, tanpa curiga," imbuh Pak Capres Fiktif yang namanya sempat menjulang di kalangan netizen tersebut.


Tonton juga video Usai Nyoblos, Jokowi: Plong!:

[Gambas:Video 20detik]

(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads