"Yang kita anggap rawan kalau proporsi dukungan dari A ke B termasuk caleg-caleg itu relatif proporsi hampir sama, kita otomatis akan memperkuat mempertebal tempat tersebut pengamanan baik dari limas maupun dari Polri juga dari TNI," kata Tito di kantor KemenkumHAM, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019).
Tito mengatakan, jika suatu daerah didominasi oleh satu kelompok pendukung, maka daerah tersebut tergolong aman. Daerah tersebut akan dijaga dengan pengamanan standar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pengamanan di TPS, personel Polri dan TNI juga melakukan patroli untuk mengantisipasi mobilisasi massa. Upaya itu difokuskan di daerah yang rawan terjadinya tekanan psikologis kepada pemilih.
"Kita juga melihat daerah-daerah lain yang kalau kita anggap itu ada kerawanan, kumpulan-kumpulan massa yang bisa memberikan tekanan psikologis intimidatif ini juga kita waspadai, kita waspadai dengan menambah kekuatan dan kekuatan yang standby. Di samping itu kita juga melakukan penebalan patroli gabungan serta pos gabungan TNI Polri di daerah-daerah yang rawan tertekan secara psikologis," paparnya.
Tito juga menuturkan kondisi selama masa kampanye terbuka relatif aman. Meski ada beberapa insiden di daerah, namun kondisi itu menurut Tito dapat ditangani.
"Selama masa kampanye 6 bulan itu tidak terjadi gangguan kamtibmas yang signifikan. Ada beberapa dinamika seperti di Jawa Tengah di Yogya kemudian ada operasi penindakan teror yang terjadi di Sumatera Utara dan dapat ditangani dengan baik. Situasi relatif aman saat ini, yang ditandai dengan situasi semua kegiatan pemerintah dan masyarakat relatif berjalan lancar," pungkasnya. (abw/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini