Surat kabar lokal Changsha Evening News melaporkan seperti dilansir South China Morning Post, Jumat (12/4/2019), di hari tragis itu, bocah yang diidentifikasi dengan nama panggilan Qiqi tersebut, sedang diantarkan ayahnya menuju sekolahnya di Taman Kanak-kanak (TK) di Yiyang, provinsi Hunan, China tengah pada Senin (8/4) waktu setempat. Namun sang ayah melupakan tujuannya mengantarkan anaknya saat menerima panggilan telepon setibanya di sekolah sang anak.
Setelah menerima panggilan telepon dan membaca pesan di telepon genggamnya, pria yang tak disebutkan namanya itu, mengemudikan mobilnya dengan sang anak masih duduk di kursi belakang. Dia kemudian pergi ke sebuah toko dan memarkir kendaraannya, menguncinya dan pergi meninggalkan putrinya di dalam mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan Changsha Evening News, ketika akhirnya sang anak ditemukan di dalam mobil, wajahnya sudah membiru. Suhu udara di hari itu mencapai 30 derajat Celsius.
Kepada surat kabar tersebut, sang ayah menyatakan bahwa pihak sekolah ikut bersalah atas tragedi itu, karena tidak menelepon dirinya mengenai ketidakhadiran Qiqi di kelas.
"Tiga guru mengurus kurang dari 20 anak (dalam setiap kelas), dan mereka tidak tahu salah satu anak tidak datang ke sekolah," cetus pria tersebut. "TK ini relatif mahal di Yiyang, memungut bayaran hampir 10.000 yuan per semester," imbuhnya.
Dilaporkan bahwa pihak TK setuju untuk membayar 32 ribu yuan kepada keluarga tersebut guna menyelesaikan masalah ini agar tidak dibawa ke jalur hukum.
Simak Juga "Pria dan Wanita Ditemukan Tewas di Dalam Mobil di Dieng":
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini