Keterangan itu disampaikan ibu kandung AS, NG (55) kepada detikcom saat keluar dari ruang pemeriksaan Satreskrim Polresta Blitar.
"Iya itu koper punya saya. Anak saya bilang kopernya diambil dan sudah dijual. Laku Rp 200 ribu. Katanya buat tambah modal dagang nasi goreng," kata perempuan berkerudung kepada detikcom, Jumat (12/4/2019).
Menurutnya, AS mengaku jika koper dijual usai melaksanakan jamaah salat subuh di musala dekat rumahnya.
"Ya Rabu (3/4/2019) pagi sekitar jam 5 itu," ungkapnya.
"Saya baru tahu kalau koper saya dipakai buang mayat itu ya dari teman-teman di musala. Saya kaget sekali ketika dikasih tahu gambarnya. Lho lha kok ini koper saya," pungkas wanita itu sambil membelalakkan mata.
Dari pantauan detikcom, di dalam koper tersebut masih banyak terdapat bercak darah. Koper tersebut kini diamankan di Polresta Blitar sebagai barang bukti.
Warga Blitar digegerkan penemuan mayat dalam koper tanpa kepala. Koper tersebut ditemukan pencari rumput, Rabu (3/4/2019) sekitar pukul 07.00 wib. Koper hitam itu ditemukan tergeletak di antara rimbunnya semak, di bawah jembatan Desa Karanggondang Udanawu, Blitar.
Sementara, rumah tersangka AS berada di Desa Mangunan, Udanawu. Lokasinya di sebelah utara sekitar 1 Km dari jembatan. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini