Mulyono, Koordinator Kenduri Nusantara Banyumas mengatakan masyarakat memiliki kegelisahan yang sama untuk menyelamatkan bangsa dari situasi yang berkembang akhir-akhir ini. Nenurutnya ada saling curiga, amarah, dan bahkan tindakan yang merusak tali silaturahmi akibat polarisasi pilihan politik dan maraknya ujaran kebencian.
"Maka, kami berkumpul, bersatu, dan menyatakan tekad kami untuk terus merawat NKRI dan menjaga Indonesia. Karena pada hakekatnya semua manusia bersaudara dan satu keturunan maka acara ini juga bermakna 'ngumpulna balung pisah, ngraketna paseduluran (Mengumpulkan tulang yang terpisah, merekatkan persaudaraan)," kata Mulyono, Koordinator Kenduri Nusantara Banyumas di Bumi Perkemahan Kendalisada, Kalibagor, Banyumas, Senin (8/4/2019).
![]() |
Dia menjelaskan kegiatan tersebut melibatkan ulama, santri, tokoh lintas agama, penghayat kepercayaan, tokoh masyarakat, pelaku seni budaya, dan masyarakat umum Banyumas dan sekitarnya. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Bupati Banyumas Achmad Husain.
Dalam kegiatan Kenduri Nusantara juga dimeriahkan dengan pentas seni Ebeg Banyumasan dan Lengger Banyumasan. Adapula pemotongan tumpeng nasi merah putih, takiran dan gunungan hasil sumbangan masyarakat dari desa-desa di Banyumas, dan diakhir kegiatan peserta bersama-sama memanjatkan doa memohon keselamatan negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kegiatan itu, masyarakat juga diminta untuk menggunakan pakaian pakaian adat serta menanggalkan seluruh atribut partai politik.
Dia berharap kegiatan ini dapat mendinginkan suasana menjelang Pemilu dan mengembalikan dimensi manusia yang juga adalah manusia berbudaya.
"Bangsa Indonesia perlu mengingat kembali betapa kaya dan besarnya negeri kita. Juga betapa beragamnya cara bangsa Indonesia mensyukuri karunia itu. Inilah saatnya menata kembali ruang sosial kita, membuka sekat-sekat, membersihkan kembali saluran-saluran kotor, dan menyiraminya dengan nafas kesejukan, demi cinta bangsa Indonesia," ungkapnya.
(arb/bgk)