TKN Sindir Kampanye Akbar Prabowo yang Pengaturannya Dianggap Berantakan

TKN Sindir Kampanye Akbar Prabowo yang Pengaturannya Dianggap Berantakan

Ibnu Hariyanto - detikNews
Senin, 08 Apr 2019 09:22 WIB
Penampakan Saf Salat Campur di Kampanye Prabowo yang Ramai di Medsos (Foto: Rengga Sancaya)
Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin menilai bercampurnya saf salat antara jemaah laki-laki dan perempuan di kampanye akbar capres Prabowo Subianto karena kegiatan politik dicampur dengan kegiatan agama. Menurut TKN, hal itu membuat kegiatan agama yang harusnya mengajarkan kebaikan menjadi terdegradasi.

"Acara kampanye itu dicampurbaurkan antara cara kampanye yang nota bene merupakan forum politik dengan kegiatan ibadah dan keagamaan. Ini menjadi terdegradasinya nilai-nilai keagamaan yang seharusnya penuh dengan ajakan-ajakan yang baik (ma'ruf), pesan kerukunan (ukhuwah) dan cinta tanah air (hubbul wathan) dicampurkan dengan kepentingan-kepentingan politik yang muatannya jauh dari ajakan-ajakan yang melekat pada acara keagamaan. Bahkan di dalamnya disertai dengan ujaran kebencian dan fitnah," kata Wakil Ketua TKN, Arsul Sani kepada wartawan, Senin, (8/4/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arsul pun kemudian menyinggung surat dari Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengenai kampanye akbar Prabowo disebut tak lazim dan inklusif. Menurutnya, kejadian itu membuktikan kekhawatiran SBY tersebut.

"Ini merupakan pengembangan politik identitas yang tidak sehat sebagaimana yang "diprotes" oleh Pak SBY," sebutnya.

Wakil Ketua TKN Arsul SaniWakil Ketua TKN Arsul Sani Foto: Wakil TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani. (Lisye-detikcom)


Selain itu, Menurut Arsul kejadian saf tercampur itu menunjukan manajemen kubu Prabowo dalam melaksanakan kampanye akbar berantakan. Sehingga kegiatan ibadah menjadi tidak teratur.

"Acara tersebut menunjukkan berantakannya manajemen kampanye #02 dalam menjaga keteraturan ibadah salat yang merupakan rukun Islam," ujar dia.



Ketua Umum GNPF-U Yusuf Muhammad Martak sebelumnya menjelasan terkait bercampurnya jemaah laki-laki dan perempuan dalam satu saf. Dia menegaskan tak ada unsur kesengajaan mencampurkan lelaki dan perempuan dalam satu saf salat. Karena kondisi massa yang padat, ada perempuan yang salat di dekat lelaki meski tak bersebelahan. Lokasi kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

"Cuma saya tidak tahu di dalam keadaan yang sudah darurat, karena sudah padatnya umat seperti kejadian seperti, ya contoh, seperti di Masjidil Haram, kadang-kadang itu berdekatan, hampir bersebelahan walaupun tidak bersenggolan ya. Sifatnya darurat tapi tidak ada setting saf salat itu, itu hal yang tidak mungkinlah karena kepanitiaannya juga dari kita juga ngerti semualah," kata Yusuf Martak. (ibh/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads