Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan permasalahan tersebut selalu menghantui jika terjadi hujan besar di Kawasan Bandung Utara (KBU).
"Kalau hujan di atas (KBU) itu yang paling dominan memberi kontribusi banjir. Kalau hujan di Bandung (kota) mah aman," katanya, Minggu (7/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekiranya ada lahan (untuk retensi) mereka siap. Karena kalau penghijauan itu butuh waktu cukup lama. jadi konsepnya resapan. Nah kita lagi cara lahan yang mudah-mudahan ada lahan publik, apakah Perhutani, dan sebagainya yang bisa kita gunakan," ujarnya.
Menurut Didi langkah tersebut adalah yang terbaik untuk jangka pendek. "Ini kita lebih ke arah kebutuhan mendesak untuk penanganan jangka pendeknya," ucapnya.
Selain hal tersebut pihaknya juga sedang melakukan survei untuk menempatkan rumah pompa di sekitar timur Kota Bandung. Nantinya rumah pompa tersebut berfungsi memperlancar aliran air dan tidak menyebabkan backwater atau sumbatan.
"Rumah pompa itu untuk memperbesar debit (air). Dengan pompa itu dipercepat. Jadi debitnya lebih tinggi," ujar Didi.
Seperti diketahui pada Februari lalu tanggul di Pasirjati, Kabupaten Bandung jebol akibat tak kuat menahan air yang datang dari KBU. Akibatnya 12 rumah mengalami kerusakan dan 3 orang meninggal dunia.
Belum lama ini atau awal April 2019 banjir kembali terjadi di kawasan timur. Kali ini tanggul di SDN 106 Ajitunggal, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung jebol akibat terjadi backwater dari rubuhnya kirmir yang tak jauh dari sekolah. Bertuntung tidak ada korban dalam kejadian tersebut. (tro/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini