"Kali ini saya setuju dengan Pak SBY bahwa kampanye Prabowo tidak lazim dan tidak inklusif," ujar Sekjen PSI Raja Juli Antoni kepada wartawan, Minggu (7/4/2019).
Ketidaklaziman dan ketidakinklusifan itu, kata Antoni, sudah tejadi sejak awal masa kampanye. Sejak awal, dia melanjutkan, Prabowo mempolitisasi agama untuk memperkuat basis politiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun rakyat kita sudah cerdas. Mereka tahu siapa ulama sebenarnya, mana ulama yang abal-abal. Mana santri beneran dan mana santri KW mesti pakai sarung dan kibarkan bendera NU. Rakyat juga sudah tahu siapa Presiden yang menjalankan perintah agama dan mana Presiden yang hanya salat subuh untuk kampanye saja," ulasnya.
"Sekali lagi saya setuju dengan Pak SBY kali ini. Sebagai mantan Presiden pandangan Pak SBY ini patut dijadikan rujukan bagi parah pemilih," imbuh Antoni yang menyatakan pernyataannya soal kampanye Prabowo-Sandi itu disarikan dari dialog Safari Intoleransi PSI di Ende, NTT.
Simak Juga "Isi Surat SBY yang Sebut Kampanye Akbar Prabowo di GBK Tak Lazim dan Inklusif":
(tor/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini