Pada 23 Februari 2019, Sandi datang berkampanye di Bali. Sejak keluar dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, sudah terlihat ada massa yang memperlihatkan spanduk 'Bali basis 01 Jokowi-Amin' sambil mengacungkan satu jari atau jempoplnya. Dalam perjalanan dari Gianyar, Sandi juga menjumpai massa yang meneriakkan dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf. Di Klungkung, spanduk bertuliskan 'Tak akan pilih #Sandiwara pilih Jokowi saja' juga dibentangkan.
"Saya lihat bukan penolakan, tapi penyambutan," ujar Sandiaga berkomentar, di Desa Sumitra, Gianyar, Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 24 Februari 2019, Sandi hendak berkunjung ke Banjar Dinas Pagi, Desa Senganan, Panebel, Tabanan, Bali. Namun dia mengurungkan agendanya karena ada penolakan dari massa. Surat penolakan muncul, dinyatakan dibikin oleh warga Desa Pakraman Pagi. Penolakan itu didasari alasan menjaga kondusivitas desa.
![]() |
"Kami warga masyarakat Pagi tidak menginginkan situasi yang tidak kondusif, karena kami sudah sepakat untuk mendukung kandidat/caleg maupun capres dari PDIP, demi kelancaran Pembangunan Desa Pakraman Pagi (Pembangunan Balai Serbaguna)," demikian bunyi petikan surat tersebut. Surat itu tertanggal 18 Februari 2019 dan diteken Kelian Adat Banjar Pagi I Nyoman Subagan, Bendesa Adat Desa Pakraman Pagi Wayan Yastera, dan Kelian Banjar Dinas Pagi I Wayan Sukawijaya. Surat itu juga ditembuskan ke Perbekel Senganan, Kapolsek Panebel, dan Arsip.
Bendesa Adat Desa Pakraman Pagi, Wayan Yastera, menyatakan desanya sudah dibantu kandidat PDIP, maka pihaknya tidak menerima kedatangan Sandi. Selain itu, warga desa dinyatakannya telah mantap memilih capres petahana Jokowi. Ternyata ini adalah Kandang Banteng, maka Sandi memilih cari lokasi lain untuk menghindari konflik
"Jadi ada surat disampaikan kepada beberapa anggota dari tim pemenangan, setelah kami kaji untuk meminimalisasi tensi, akan ada baik itu konflik atau friksi, lebih baik saya putuskan saya hadir di tempat-tempat yang memang tidak memiliki potensi tersebut," ujar Sandiaga di Denpasar, Bali, Minggu (24/2/2019).
Pada 19 Maret 2019, kedatangan Sandi ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muncar diadang warga. khawatir terjadi bentrok, Sandi memilih berkampanye di Posko Pemenangan. Padahal tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga telah mengantongi Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP) kampanye untuk berkegiatan di TPI Muncar.
Kini Ma'ruf Amin yang mendapat penolakan saat berkampanye. Kiai yang mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019 itu juga mengurungkan niatnya untuk melanjutkan kampanye.
Pada 1 April 2019 kemarin, Ma'ruf Amin berkunjung ke Pamekasan, Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur. Dia hendak menghadiri haul sekaligus ziarah ke makam Kiai Suhro. Pantauan detikcom, iring-iringan mobil rombongan Ma'ruf tiba-tiba terhambat saat melintas di daerah Jembringin, Pamekasan, sekitar pukul 17.30 WIB. Warga berdiri di sisi kiri dan kanan jalan.
"Prabowo! Prabowo! Prabowo! Prabowo!" teriak massa yang mengenakan kaos berwajah Prabowo-Sandi ke arah rombongan Ma'ruf seraya menunjukan salam dua jari khas Prabowo-Sandi. Puluhan aparat kepolisian membuat formasi untuk memagari massa pendukung Prabowo-Sandi dengan rombongan Ma'ruf. Hingga akhirya, Ma'ruf sempat memasuki salah satu rumah panitia haul.
![]() |
Namun tak lama kemudian rombongan meninggalkan lokasi tersebut. Agar tidak terjadi bentrok, terpaksa Ma'ruf mengurungkan niatnya untuk mengunjungi Kiai Suhro. Ma'ruf kemudian kemballi ke Surabaya, Ibu Kota Jawa Timur.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, bereaksi. Karding menilai tindakan itu tidak patut karena tidak sesuai dengan tradisi pesantren yang selalu mempersilakan orang berziarah. Dia curiga ada mobilisasi penghadangan kiai.
"Mungkin saja itu digerakkan, dimobilisasi. Itu ingin menjatuhkan kredibilitas Kiai Ma'ruf sebagai kiai," kata Karding.
Saksikan juga video 'Ma'ruf Amin Batal Ziarah di Pamekasan Usai Dihadang Pendukung Prabowo':
(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini