Hal itu disampaikan Zainul Fatoni, selaku perwakilan Nelayan Probolinggo saat acara 'Temu Wicara' tokoh agama, pemuda dan nelayan bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo.
Menurut Zainul Fatoni, selama 4 tahun terakhir para nelayan Probolinggo resah saat mencari ikan di lautan. Penyebabnya, surat ijin penangkapan ikan (SIPI) yang menggunakan alat tangkap cantrang belum diiterbitkan.
Banyak nelayan berharap agar Menko Kemaritiman bisa berkoordinasi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, soal penerbitan SIPI yang tak kunjung keluar sampai saat ini.
"Mayoritas nelayan di sini menggunakan kapal di bawah 30 GT, dengan alat tangkap Cantrang. Kami ingin ada solusi terbaik untuk masalah ini, karena nelayan tak tenang, saat mencari ikan di lautan tanpa adanya surat izin," terang Fatoni, yang merupakan Ketua HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Probolinggo, Jumat (29/3/19)..
Dijelaskan Fatoni, di Probolinggo ada sekitar 8 ribu nelayan yang menggunakan alat tangkap Cantrang. Mereka berasal dari Kota/Kabupaten Probolinggo, ditambah kapal tanjung balai yang mengajukan pangkalan di Probolinggo.
Menyikapi harapan nelayan, Luhut mengaku sudah menghubungi Gubernur Jatim, maupun Dinas Perikanan terkait soal ijin penggunaan alat tangkap Cantrang
Ia juga segera berkoordinasi dengan pihak terkait, guna menyelesaikan masalah penerbitan SIPI. Akan tetapi, Luhut juga meminta nelayan bisa mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan saat melaut. Serta saat mencari ikan, jangan sampai over fishing agar ikan tidak habis.
"Kita akan lakukan zonasi, serta klasifikasikasikan cantrang, karena jenisnya macam-macam. Saya titip jangan asal menangkap ikan, kita harus kerja sama secara ilmiah," pinta Luhut. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini