Organisasi kemanusiaan Save the Children menyatakan delapan orang lainnya luka-luka dalam serangan udara pada Selasa (26/3) pagi waktu setempat itu.
"Empat anak termasuk di antara tujuh orang yang tewas hari ini ketika sebuah rumah sakit yang disokong oleh Save the Children," demikian disampaikan Save the Children dalam sebuah statemen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua orang dewasa lainnya belum ditemukan," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (27/3/2019).
"Sebuah rudal mengenai sebuah pom bensin di dekat pintu masuk ke rumah sakit pedesaan Ritaf, sekitar 100 kilometer dari kota Saada di barat laut negeri tersebut, pada pukul 09.30," demikian disampaikan Save the Children.
Disebutkan organisasi itu, korban tewas termasuk pekerja medis dan petugas keamanan. Save the Children pun menyerukan "penyelidikan segera atas kekejaman terbaru itu".
"Kami terkejut dan ngeri atas serangan keterlaluan ini," ujar Helle Thorning-Schmidt, pimpinan Save the Children International.
"Rumah sakit ini salah satu dari banyak rumah sakit yang disokong Save the Children di seluruh Yaman, yang memberikan bantuan menyelamatkan jiwa pada anak-anak yang tinggal di tempat terburuk di dunia bagi seorang anak," imbuhnya.
"Anak-anak ini memiliki hak untuk aman di rumah sakit, sekolah, dan rumah mereka. Tetapi dari waktu ke waktu, kita melihat pengabaian penuh atas aturan perang mendasar yang dilakukan oleh semua pihak yang bertikai di Yaman. Anak-anak harus dilindungi," tegasnya.
Tidak disebutkan mengenai pihak mana yang melakukan serangan udara tersebut. Namun diketahui bahwa koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi telah melancarkan serangan-serangan udara terhadap pemberontak Houthi di Yaman sejak Maret 2015 lalu. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 10 ribu orang -- kebanyakan warga sipil -- telah tewas dan lebih dari 60 ribu orang terluka sejak koalisi Saudi melakukan intervensi dalam konflik di Yaman. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini