Kemarin, Senin (25/3/2019), rapat pimpinan gabungan (Rapimgab) di gedung DPRD DKI Jakarta memutuskan tarif MRT Rp 8.500 rata-rata dari Lebak Bulus ke Bundaran HI. Tapi bagi Anies, tarif itu belum final. Hal itu disampaikan Anies pada Selasa (26/3/2019) pagi, setelah pembukaan Musrenbang Jakarta Barat.
"Kemarin memang dewan sudah bersidang dan kita terus membahasnya sampai nanti ditetapkan lewat Kepgub (Keputusan Gubernur), karena penetapannya melalui Kepgub, sekarang masih fase pembahasan," ucap Anes kepada wartawan di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies meminta tarif yang disetujui bukan penyebutan satu harga. Tarif yang disetujui harus berbentuk tabel harga antar stasiun.
"Jadi menurut saya, jangan sampai masyarakat keliru mengira angka yang sebut adalah tarif MRT karena itu kemarin saya menghindari istilah satu harga itu, karena memang harganya beda tergantung dari mana ke stasiun mana," ucap Anies.
Anies menyebut akan bertemu dengan dewan untuk membahas ulang. Dia berjanji sudah ada kesepakatan sebelum operasi komersial pada 1 April 2019.
"Kita masih ada waktu, toh ini masih belum beroperasi secara komersial jadi saya masih akan biara dengan dewan, mudah-mudahan sesegera mungkin," kata Anies.
Pada siang hari, agenda Anies adalah Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta pergantian antar waktu (PAW) Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Demokrat. Anies berjalan dari Balai Kota Jakarta ke Gedung DPRD sekitar pukul 13.30 WIB.
Anies ditemani Sekda DKI Jakarta Saefullahh dan beberapa pejabat lain berkunjung ke Ruang Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi di lantai 10 Gedung DPRD. Pertemuan itu dilakukan tertutup dari wartawan.
Dalam pertemuan itu, terlihat Ketua Komisi C, Santoso. Saat Rapimgab, Komisi C, keberatan dengan nilai subsidi Rp 21 ribu yang diusulkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Lalu, pada sekitar pukul 14.30 WIB, Anies bersama Prasetio keluar bersama dari ruangan. Mereka tidak hentinya memamerkan senyum bersama. Saat wartawan bertanya soal pertemuan itu membahas soal tarif, Prasetio menjanjikan memberi keterangan setelah rapat paripurna.
Karena jumlah anggota DPRD yang hadir tidak mencapai kuorum 2/3 jumlah anggota, maka agenda rapat paripurna ditunda. Didampingi Prasetio, Anies lalu menunjukkan tabel harga MRT dengan tanda paraf gubernur dan ketua DPRD DKI Jakarta. Anies menyebut tabel itu telah disepakati bersama antara eksekutif dan legislatif.
"Alhamdulillah, kita diskusikan bersama di ruang Pak Ketua DPRD DKI Jakarta dan seperti saya sampaikan, MRT ini moda transportasi yang baru di Indonesia. Penghitungan mendasarkan pada stasiun. Alhamdulillah, ini tabelnya," ucap Anies.
Dalam tabel yang ditunjukkan Anies, terlihat tarif paling murah sebesar Rp 4.000 dan paling mahal adalah RP 14.000. Tabel itu sama persis dengan tabel usulan dari pemprov DKI Jakarta saat Rapimgab.
Anies berujar hanya terjadi kesalahan persepsi antara eksekutif dengan legislatif. Prasetio sebenarnya mengetok keputusan sama dengan usulan dari pemprov DKI.
"Sudah diskusikan banyak, terjemahannya bisa jadi dua. Kalau ditung per 10 km, maka Rp 10 ribu. Kalau rata-rata maka Rp 8.500 karena dari Lebak Bulus ke Hi Rp 14.000" ucap Anies.
Sementara itu, Prasetio menyebut alasan akhirnya sepakat dengan pemprov. Dia menyebut tarif memang harus dibuat tabel harga tiap-tiap stasiun.
"Sebetulnya tujuannya sama itu per 10 km. Tapi kita bicaranya masalah tabel. Tabelnya berapa sih gitu loh. Kalau jauh dekatnya sama kayak naik Mayasari Bakti, orang naik jauh dekat sama saja. Tapi kalau ini nggak, per stasiun-setasiun," ucap Prasetio.
Tok! Tarif MRT Jakarta pun disepakati dan siap berlaku pada 1 April 2019.
Simak Juga 'Mereka Bicara soal Tarif MRT Jakarta':
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini