Tiga desa di daerah aliran Sungai Lamong yang terdampak banjir adalah Desa Banyulegi, Desa Pulorejo dan Desa Talonblandong. Seperti di Dusun Balong, Desa Banyulegi, ketinggian air mencapai 70 cm atau selutut orang dewasa.
Ketua RT di Dusun Balong Marjuki mengatakan, air meluap dari Sungai Lamong ke permukiman penduduk sejak pukul 05.00 WIB. Sungai yang terletak antara Kabupaten Mojokerto dan Gresik ini meluap akibat tak mampu menampung air hujan dalam waktu lama, pada Senin (25/3) malam.
Hingga pukul 14.00 WIB, sebanyak 12 rumah warga tergenang banjir. Ketinggian air bervariasi, antara 50-70 cm.
"Di sini kurang lebih ada 12 rumah yang terendam banjir," kata Marjuki kepada wartawan di lokasi banjir, Selasa (26/3/2019).
Pantauan di lokasi, warga terdampak banjir sedang sibuk mengeluarkan barang-barang berharga dari rumah mereka. Evakuasi ini dibantu Babinsa dan sejumlah relawan.
Banjir di Dusun Talonbrak, Desa Talonblandong, banjir akibat meluapnya Sungai Lamong menggenangi jalan desa. Sementara rumah penduduk yang terendam banjir sekitar 6 unit.
Sementara di Desa Pulorejo, banjir menggenani permukiman penduduk di Dusun Klanting dan Dusun Pulo. Salah satunya rumah milik Ahmad Jupri, warga Dusun Klanting. Menurut dia, banjir kali ini paling parah sepanjang musim penghujan tahun ini.
"Sebelumnya tidak pernah separah ini. Kalau tahun tahun kemarin paling sampai depan rumah, tidak sampai masuk," ungkapnya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto merilis, terdapat 26 rumah warga terendam banjir akibat meluapnya Sungai Lamong. Dari jumlah itu, 15 rumah di Dusun Balong, Desa Banyulegi dan 11 rumah di Desa Pulorejo.
"Ketinggian air masuk rumah warga 20-50 cm, sudah mulai surut," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini