Sejumlah langkah tersebut, dikeluarkan BB TNBTS melalui siaran pers pada Sabtu kemarin (23/03). Pernyataan itu ditandantangani langsung oleh Kepala BB TNBTS, Jhon Kennedie.
Langkah-langkah itu adalah,
1. Mengoptimalkan titik pengamanan sebelum zona berbahaya, radius 1 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo. Untuk menghalau setiap pengunjung, yang akan mendekati kawah aktif Gunung Bromo.
2. Mengoptimalkan jumlah personel pengamanan, berkoordinasi dengan TNI, Polri, Pelaku Jasa Wisata, BPBD dan pemerintah desa untuk membantu melakukan pengamanan.
3. Mengoptimalkan media informasi (spanduk atau baliho) mengenai kondisi Gunung Api Bromo, sehingga lebih dipahami oleh pengunjung, khususnya mengenai bahaya mendekati kawah aktif Bromo, yang bisa mengancam nyawa pengunjung.
4. Tetap melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada setiap pengunjung, agar mereka menyadari dan memahami situasi dan kondisi Gunung Bromo, yang saat ini sedang erupsi, tanpa mengurangi niat untuk menikmati eksotika Bromo.
5. Memberikan kesempatan pada pengunjung untuk tetap menikmati eksotika Bromo, di lokasi-lokasi yang aman seperti Laut Pasir, Pananjakan Bromo, Bukit Kedaluh, Bukit Cinta atau Padang Savana Kaki jenggot (Teletubbies).
Terpisah Kapolres Probolinggo, AKBP Eddwi Kurniyanto mengatakan, jika pihaknya menghimbau pengunjung Gunung Bromo agar tetap berada di zona aman.
Menurut Kapolres sampai saat ini, Gunung Bromo saat ini masih mengalami peningkatan atau erupsi, sehingga dapat membahayakan keselamatan jika berada di dalam radius 1 kilometer dari kawah Bromo.
"Kami tetap imbau dan minta, agar pengunjung mematuhi zona aman berwisata di Bromo. Tujuannya, agar menjaga keselamatan mereka," ujar Eddwi, Minggu (24/03/2019).
Penjagaan terus diperketat, dan pihak TNBTS akan menambah personel di 2 titik pintu masuk, pertama di pintu radius 1 kilometer, dan yang kedua di tangga menuju kawah. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini