Pada kesempatan tersebut, Amran memberi bantuan berbagai bibit unggul untuk para petani Ciamis, di antaranya 6.000 bibit kelapa, buah-buahan durian dan mangga 1.000 bibit, serta sayuran dan cabe untuk puluhan hektar lahan.
"Kita dahulukan petani. Petani sederhana, beri bibit unggul, beri kesepastian harga, pasti berproduksi," ujar Amran dalam sambutannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyebaran hoaks seperti itu, sangat tidak baik. Penyebaran hoaks bukan budaya Indonesia. Tidak ada dalam agama. Belum aku temukan pelajaran yang membolehkan hoaks," jelasnya.
Untuk itu, Amran meminta semua pihak agar tidak menyebar hoaks dan fitnah, termasuk fitnah kepada kepala desa, kepala daerah, juga kepada Presiden Joko Widodo. Amran pun menepis segala bentuk hoaks dan fitnah yang ditujukan kepada presiden Jokowi, salah satunya fitnah yang menyebutkan Jokowi PKI.
"Jangan Presiden difitnah, katanya PKI. PKI bubar tahun 1965, presiden kita lahir tahun 1961. Apa ada bayi berjalan jalan berpartai politik, 4 tahun umurnya. Jalan-jalan langsung keliling berpartai politik. Umur beliau 4 tahun saat itu. Jangan difitnah, siapapun diantara kita jangan saling memfitnah," tuturnya.
Fitnah lainnya, Presiden Jokowi disebut antek asing, padahal, menurut Amran, sejak pemerintahan Jokowi-JK, Freeport bisa direbut setelah 70 tahun merdeka.
"Freeport 70 tahun kita merdeka tak bisa kita rebut. Dan berhasil direbut saat zaman Jokowi-JK. Kita rebut 51 persen. Mahakam, rokan dulu dikuasai asing sekarang kita rebut," katanya.
Selain itu, Amran menjelaskan ada kabar Indonesia dibanjiri tenaga kerja asing. Kata dia, jumlah tenaga asing di Indonesia sebanyak 89 ribu. Sedangkan TKIdi luar negeri sebanyak 9 juta orang.
"Sederhana menjelaskan, jangan saling fitnah mari kita sebar bibit. Kalau anda menyebar bibit maka saya akan tambah bibitnya. Hoaks bukan budaya kita. Kalai sebar bibit mendapat amal, dapat pahala, tapi kalau sebar hoaks mendapat dosa," tegasnya. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini