"Kita kurang teliti aja, karena bebannya besar. Mestinya dari awal bawah itu (bangunan sisi timur makam raja-raja Imogiri) ditalud, tapi ora (nggak). Begitu aus ya longsor, kan gitu aja," ujar Raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB X di sela-sela meninjau bangunan SD Pundung, Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Bantul, Jumat (22/3/2019).
Sultan menyampaikan agar bangunan yang ambrol tersebut segera ditangani. Menurut Sultan, penanganan harus sesegera mungkin dilakukan agar tidak menimbulkan longsor susulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait anggaran yang digunakan untuk perbaikan bangunan sisi timur makam Raja-raja di Imogiri, Sultan menyebut tidak menggunakan dana taktis Gubernur. Hal itu karena bangunan tersebut masuk dalam cagar budaya dan kemungkinan menggunakan dana keistimewaan (Danais).
"Nggak, kalau itu nggak bisa (menggunakan dana taktis Gubernur). Ya itu dimungkinken (pakai Danais untuk perbaikan bangunan makam yang ambrol), yang penting segera diselesaikan (perbaikan bangunan makam yang ambrol)," pungkasnya.
Sebelumnya, guyuran hujan deras di Bantul pada hari Minggu (17/3) malam menyebabkan tanah longsor di di sejumlah titik Kabupaten Bantul. Bahkan, bangunan di sisi timur kompleks makam raja-raja Mataram, Imogiri, Bantul turut longsor.
Longsoran tersebut memiliki kedalaman sekitar 100 meter dan material longsor juga menimpa dua rumah di Dusun Kedung Buweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul.
Tak hanya itu, longsoran di bangunan tersebut membuat akses menuju makam Sri Sultan HB IX terputus, mengingat lebar longsoran mencapai sekitar 50 meter.
Pantauan detikcom, dinding bangunan yang longsor terbuat dari batako dan di dalamnya tidak dicor. Kemungkinan tembok tersebut tidak kuat menahan tanah yang longsor akibat terjangan hujan deras.
Salah seorang abdi dalem dan penjaga makam Sri Sultan HB IX, Joko Nugroho menyebut, bahwa bangunan yang runtuh merupakan bangunan calon makam Sri Sultan HB X. Menurutnya, bangunan tersebut ambrol karena fondasi bangunan retak dan tergerus karena terus menerus diterjang air hujan.
"Yang jebol itu fondasi pada bangunan calon makam Sri Sultan HB X, memang bangunannya baru dibandingkan dengan makam Sri Sultan HB IX," ujarnya kepada wartawan, Senin (18/3).
"Kemungkinan karena fondasi tidak kuat menahan air, apalagi ada retakan akibat gempa bumi tahun 2006," jelas Joko. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini