Skretaris Desa Buniayu, Agus Supriadi mengatakan bahwa karpet di masjid itu dikotori dengan jejak sendal. Polisi mengungkap tidak hanya di dua lokasi itu, kerusakan juga di temui di tiga lokasi lainnya. Salah satu lokasi yang mengalami kerusakan yaitu lahan yang ditanami pohon oleh santri Pondok Pesantren Miftahul Fallah.
"Dugaan kejadian yang tidak wajar dan bisa dikatakan ada enam titik. Kalau coba kita runut dan coba cek TKP yang disentuh oleh mereka, oleh orang-yang sedang kita selidiki. Yang pertama ada terpal yang seperti rusak seperti tusukan yang kita duga benda tajam satu titik di dekat pondok ini," ujar Kapolres Banyumas, AKBP Bambang Yudhantara Salamun, Kamis (21/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk Alquran tidak ada perusakan, pada saat saksi masuk itu ditemukan Alquran tidak pada tempatnya, atau posisinya tidak pada tempat semula," terangnya.
Sejumlah barang bukti diamankan polisi dari TKP yaitu barang-barang yang dirusak, salah satunya pepohononan yang ditebang. Selain itu batu yang diduga untuk melempar keramik di rumah kiai pengasuh TPA Daarussalam juga disita polisi.
![]() |
Untuk mengungkap kasus ini, Polres Banyumas berkoordinasi dengan Polda Jateng dan Mabes Polri.
"Supaya bisa membantu proses penyelidikan ini agar cepat terungkap," ujar Bambang.
Menindaklanjuti peristiwa ini, Bupati Banyumas Achmad Husain mengadakan rapat terbatas. Rapat tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, agama, dan ormas Islam.
![]() |
"Kita mengumpulkan para tokoh-tokoh agama, dari MUI dari NU dari Muhammadiyah, Al-Irsyad supaya kita bisa mengantisipasi kalau misalnya nanti ada kemungkinan orangnya (pelaku) ditemukan. Bagaimana supaya ini tidak terjadi huru-hara, tapi kemudian dapat diadili, tetap diproses sesuai dengan aturan," kata Husain kepada wartawan di ruang Joko Kaiman, Komplek Pendopo Bupati Banyumas, Kamis (21/3) malam.
Agar kejadian ini tidak semakin membuat situasi memanas di masyarakat, nantinya para tokoh agama diminta mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
Dalam kesempatan ini, Ketua MUI Kabupaten Banyumas, KH Khariri Shofa menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa ini. Dia mengimbau umat Islam untuk tak terprovokasi.
"Tolong kepada seluruh masyarakat umat Islam jangan terpancing, jangan sampai terprovokasi," ujar KH Khariri.
![]() |
Dia meminta semua pihak percaya pada polisi untuk mengungkap kasus ini.
"Oleh karena itu mohon kepada teman-teman dari pengurus ormas Islam, dari MUI sendiri, dari NU, Muhammadiyah, Al Irsyad dan yang lain mohon untuk bisa mengendalikan anggotanya dan masyarakatnya agar jangan sampai melangkah sendiri-sendiri atau berspekulasi. Sambil kita mengantisipasi jangan sampi masalah ini berlanjut," urainya. (sip/sip)